Sapa Aruh GKR Hemas di Padukuhan Wotawati, Pesan kepada Bupati Endah: "Perempuan Itu Biasanya Lebih Detil..."

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PKB Kapanewon Girisubo) 


GIRISUBO
|| Jumat (11/4), Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, Anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), melakukan kunjungan kerja dalam rangka kegiatan reses penyerapan aspirasi masyarakat dan inventarisasi materi pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan tersebut turut didampingi oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Kegiatan berlangsung di Kalurahan Pucung, Padukuhan Wotawati, Kapanewon Girisubo yang kini tengah berkembang agar menjadi kawasan terpadu desa wisata nantinya. Kegiatan tersebut menjadi momen penting dalam memperkuat komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta menggali langsung aspirasi masyarakat desa, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan berbasis potensi lokal dan pemanfaatan Dana Desa. Hadir dalam kegiatan tsb lintas sektor/OPD terkait di tingkat provinsi, kabupaten, kapanewon dan kalurahan. Acara dilangsungkan di pendapa Balai Padukuhan Wotawati, Kalurahan Pucung. 

Acara dibuka dengan doa bersama, dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya disampaikan beberapa sambutan, yang pertama disampaikan  oleh Lurah Pucung, Estu Dwiyono, SPd. 


Cedhak Ratu 

Estu menyampaikan apresiasi dan kebanggan yang luar biasa atas kerawuhan GKR Hemas ke Padukuhan Wotawati, Pucung, Girisubo, serta mohon maaf yang sebesar-besarnya jika di dalam menanggapi ada hal-hal yang kurang berkenan. Karena masih dalam suasana Idul Fitri, Lurah mengatasnamakan pribadi dan jajaran pamong serta segenap warga Kalurahan Pucung menghaturkan Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin, kepada GKR Hemas, kepada Ibu Bupati, seluruh kepala OPD provinsi, kabupaten dan kapanewon jika selama ini ada kekhilafan dan kesalahan, apalagi di era media sosial seperti sekarang ini, mungkin ada komentar-komentar yang tidak pantas dan sebagainya agar dimaafkan. 

Disampaikan oleh Estu, bahwa Padukuhan Wotawati, sebelum kondisinya yang seperti sekarang, adalah wilayah yang terpinggir dan terpencil di wilayah Gunungkidul. Untuk memasukinya saja harus melalui dua kalurahan lain, yakni Nglindur dan Jerukwudel. Lalu pada tahun 2021 Pemerintah Kalurahan Pucung melalui alokasi Dana Desa merintis Wotawati sebagai padukuhan wisata "Gunung Api Purba" dengan pertama-tama membangun gasebo. Alhamdulillah pada tahun 2023, dengan fasilitasi dari Dinas Pariwisata Gunungkidul, permohonan kami kepada Paniradya Keistimewaan Provinsi DIY untuk pembiayaan obyek wisata bagi Wotawati melalui Dana Keistimewaan dikabulkan. Sehingga mulai tahun 2023 itu juga, dan diintensifkan di tahun 2024, pembangunan fisik di wilayah Wotawati dilaksanakan dan berjalan sukses dan lancar. Harapan kita bersama semoga nanti hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan, dan kelak Wotawati bisa menjadi obyek wisata yang membanggakan dan bermanfaat bagi warga Wotawati saja, tetapi juga masyarakat Pucung, warga Girisubo, dan masyarakat Gunungkidul pada umumnya. 

Estu mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak baik di tingkat provinsi ataupun kabupaten yang selama ini telah memfasilitasi dan mendampingi dalam membangun kawasan terpadu obyek wisata Padukuhan Wotawati. Terlebih untuk acara hari ini, kesemuanya bisa berjalan lancar juga karena didampingi oleh lintas sektor terkait dalam menyiapkan segala sesuatunya, terutama Bapak Panewu Girisubo yang sudah mencurahkan waktu, tenaga, pikirannya untuk memastikan bahwa acara ini bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya dan maksimal. 

Estu mengatakan bahwa kedatangan GKR Hemas ke Wotawati suatu keberkahan yang luar biasa bagi masyarakat Wotawati khususnya, dan Pucung pada umumnya. "Dulu kami sering diceritai oleh simbah-simbah, bahwa daerah kita ini adoh ratu cedhak watu, eh sekarang kita benar-benar cedhak ratu dengan kehadiran Gusti Kanjeng Ratu Hemas di Wotawati, bahkan ini kedua kalinya," kata Estu.


Koperasi Merah Putih untuk Transformasi Perekonomian Masyarakat

Selanjutnya, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih juga berkesempatan menyampaikan sambutannya. Pertama mengucapkan selamat Idul Fitri tahun 1446 H, dan berharap kiranya kita semua diberikan berkah dan kekuatan untuk terus mengabdi kepada masyarakat. Bupati mewakili masyarakat menyatakan terima kasih dan berbangga atas kedatangan GKR Hemas dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPD RI untuk melakukan kunjungan kerja ke Wotawati, Girisubo. Kedatangan GKR Hemas bukan saja mewujudkan kedekatan wakil rakyat dengan konstituennya, tetapi juga bukti kedekatan ratu dengan rakyatnya. "Kalau tadi dikatakan oleh Lurah Pucung bahwa kita yang di sini ibaratya adoh ratu cedhak watu, hari ini kita benar-benar cedhak dengan ratu," ujar Endah.

Terkait dengan implementasi Undang-Undang Desa, Bupati menitipkan sejumlah aspirasi, antara lain: pertama, kiranya pengelolaan dan pengawasan Dana Desa agar lebih mengutamakan kemanfaatan bagi masyarakat, juga agar pengelolaan Dana Desa diberikan payung regulasi yang jelas dan terarah; kedua, tekait dengan kemandirian ekonomi desa, penting untuk diperhatikan soal peningkatan kapasitas, akses pasar, keberlanjutan usaha, serta pendampingan kepada pelaku usaha; ketiga, soal masih adanya tumpang tindih kewenangan antara kalurahan, kapanewon, dan kabupaten, sehingga dalam hal ini memerlukan regulasi yang jelas; keempat, masih banyaknya terjadi ketimpangan pembangunan antar desa/kalurahan, sehingga dalam hal ini membutuhkan pendekatan afirmatif; kelima, terkait rencana pendirian Koperasi Merah Putih di 70-80 ribu kalurahan, ini membawa harapan sekaligus tantangan, namun diharapkan ada gebrakan dan tata kelola yang baik serta menjalin sinergi dengan BUMDes dan pelaku usaha lokal agar bisa berdampak nyata bagi masyarakat; Bupati berharap GKR Hemas bisa mengawal efektivitas dan transparansi program Koperasi Merah Putih ini agar tidak sekadar seremonial, tetapi bisa menjadi bagian dari transformasi ekonomi masyarakat. 

”Kita yakin, kekuatan rakyat yang berdaulat dan mandiri dimulai dari desa, maka tugas kita bersama adalah menghadirkan kebijakan, pendampingan, dan pembangunan yang berpihak kepada desa sebagai pilar utama Indonesia yang kokoh dan berkeadilan,” ungkapnya.

  

Peningkatan Kualitas SDM yang Kompetitif

Sambutan berikutnya oleh GKR Hemas. Kanjeng Ratu Hemas pertama-tama menghaturkan terimakasih atas para pihak yang hadir, baik lintas sektor provinsi, lintas sektor Kabupaten Gunungkidul maupun Kapanewon Girisubo. Dalam suasana lebaran, GKR Hemas menyampaikan selamat Idul Fitri, memohon maaf lahir dan batin. Hemas mengatakan juga bahwa ini kunjungan kali keduanya ke Wotawati dan memang masih terasa cukup jauh, "jadi kalau memang adoh ratu cedhak watu, ya wangun," katanya, yang disambut tawa para hadirin.  

Meskipun lokasinya cukup jauh, ini menurut Hemas, pertemuan kali ini sesuatu yang luar biasa. Hemas mencermati bahwa progres di Wotawati sudah jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu ketika awal-awal mulai dikenal. "Saya sendiri tahu tentang Wotawati dari media sosial, dari YouTube, saya lihat kok ini destinasi yang sangat bagus sekali," kisahnya. Hanya memang yang masih jadi masalah sekarang adalah jalan masuknya (infrastruktur), dan Hemas berharapa agar segera ditangani, karena kawasan wisata seperti Wotawati ini harus mendapat perhatian, karena ke depannya jelas kawasan wisata akan memantik gairah perekonomian bagi masyarakat. 

Dengan keberadaan bupati baru yang seorang perempuan, Hemas berharap bahwa pembangunan di Gunungkidul, termasuk di Wotawati ini, semoga akan semakin berkembang, karena, "perempuan itu sebenarnya lebih detil dan lebih maju dalam bergerak," kata Hemas. 

Hemas juga meminta kepada Bupati Gunungkidul dan jajaran terkaitnya untuk memperhatikan pendidikan warga masyarakat, karena ke depan kita persaingannya makin ketat dengan sumber daya manusia dari negara-negara lain. "Bahkan dengan provinsi-provinsi lain pun kita bersaing dalam upaya meningkatkan kualitas SDM. Saya dalam forum-forum di Jakarta sering bertemu dengan banyak pejabat dari 33 provinsi, dan ternyata kebanyakan mereka sebelumnya pernah kuliah di Jogja. Ini berarti Jogja menjadi tempat orang-orang dari seluruh penjuru Nusantara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka seharusnya juga lebih bersemangat lagi dalam upaya meningkatkan kualitas SDM warga masyarakat," tegas Hemas. 

Hemas mengungkapkan juga bahwa di tahun 2024 kemarin, Dana Desa di DIY besarannya mencapai sekitar 400 trilyun, yang dialokasikan untuk infrastruktur, pemberdayaan ekonomi lokal, serta peningkatan kualitas layanan masyarakat desa/kalurahan. Sejauh ini (seiring implementasi program Dana Desa), kalau dicermati, bahwa, "untuk wilayah DIY ini, permasalahan infrastruktur sudah cukup tertangani, sedangkan yang masih kurang terberdayakan adalah aspek ekonomi masyarakat, sehingga ini mohon menjadi perhatian dari Bupati Gunungkidul yang baru," tegas Hemas. 

Terkait koperasi Merah Putih, Hemas mengatakan bahwa koperasi ini akan didirikan di 70-80 ribu desa/kalurahan se-Indonesia, dengan fokus utamanya untuk menampung dan menyalurkan hasil pertanian lokal, simpan pinjam, serta penyediaan kebutuhan pokok bagi warga masyarakat dengan harga yang terjangkau. "Ini kesempatan dan peluang yang sangat bagus, sehingga bisa menjadi prioritas bagi para pemangku kebijakan di kabupaten dan kalurahan dalam program pembanguan dan kebijakan ke depannya, karena akan sangat membantu kegiatan pemberdayaan masyarakat bawah," ujar Hemas. 


Mandatory Pendirian Koperasi Merah Putih

Sambutan berikutnya, sebagai tanggapan, adalah dari Ketua Paguyuban Lurah Gunungkidul, Suhadi. Disampaikan oleh Suhadi, bahwa selama ini beberapa kali paguyuban lurah sudah menyampaikan aspirasi ke pusat melalui GKR Hemas selaku DPD DIY, dan alhamdulillah telah gol, tercapai, dan karenanya disampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Gusti Ratu Hemas. 

Pada kesempatan kali ini, Suhadi mewakili lurah se-Gunungkidul, kembali menitipkan aspirasi kepada Kanjeng Ratu Hemas --sebagai penegasan kembali yang dikemukakan di awal oleh Bupati Endah, yakni kejelasan regulasi supaya tidak ada tumpang tindih kewenangan antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Desa itu sendiri. Tujuannya, "agar pelaksanaan alokasi Dana Desa itu yang sederhana dan mudah," kata Suhadi.

Suhadi mewakili lurah se-Gunungkidul mengakui bahwa keberadaan Dana Keistimewaan di DIY sangat membantu untuk mempercepat pembangunan di kalurahan, sehingga betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. Di sisi lain, tata pengelolaan Dana Keistimewaan juga diatur sendiri tidak melalui mekanisme dari Mendagri, Menkeu, atau Menteri Desa. "Kami sangat berterimakasih selama ini bisa mengakses Dana Keistimewaan dengan mudah dan transparan, dan sungguh sangat membantu pembangunan di kalurahan, sehingga sangat berguna dan bermanfaat dalam mewjudkan kesejahteraan warga," tegas Suhadi. 

Suhadi juga titip aspirasi, yakni berharap bahwa keberadaan koperasi Merah Putih nantinya dalam implementasinya tidak berenturan dengan Dana Desa dan BumDes. Sejauh ini, jika dicermati aturan pendirian koperasi Merah Putih masih bersifat umum. "Kami paguyuban lurah siap melaksanakan mandatory untuk pendirian koperasi Merah Putih, tetapi mohon kepada Menter Koperasi agar membuat juknis atau juklak yang detil," kata Suhadi. 


   


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine