Baksos MKJP Dalam Rangka WCD dan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul, 96 Akseptor Sukses Terlayani

Oleh: Basyori Mahfud (PKB Kap Karangmojo)

KARANGMOJO // Pada hari ini, Selasa, 18/09, bertepatan dengan Hari Jadi Gunungkidul yang ke 194 dan World Contraception Day (WCD) [Hari Kontrasepsi Sedunia] diadakan acara, "Sosialisasi Pelayanan KB MKJP dan Bakti Sosial KB." 

Untuk kegiatan sosialisasi dan KIE dilaksanakan di PMB Yustina Sri Widati yang beralamatkan di Ngagel, Karangmojo, Karangmojo, Gunungkidul. Kegiatan dihadiri dari lintas sektor mulai dari Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Kepala DPMKP2KB, Perwakilan BKKBN, RSUD Gunungkidul, Danramil Karangmojo, Kapolsek Karangmojo, Panewu Karangmojo beserta jajarannya, Ketua IBI Gunungkidul, Kepala Puskesmas Karangmojo 1, PKB dari dua kapanewon (Karangmojo dan Ponjong), PKPKBD dan sub PPKBD dua kapanewon (Ponjong dan Girisubo). 


Berhasil Dilayani Sebanyak 94 Akseptor 

Sementara itu, untuk kegiatan baksos diiukuti oleh peserta KB baik itu pemasangan KB baru maupun bongkar pasang IUD dan implan. Peserta pelayanan baksos KB ini berasal dari Kapanewon Karangmojo dan Kapanewon Ponjong. Warga antusias atas kegiatan baksos dan pelayanan ini, terbukti dari banyaknya peserta yang mendaftar kegiatan ini. Kegiatan ini melibatkan tenaga medis bidan dan perawat dari beberapa wilayah/kapanewon terdekat, di bawah pimpinan bidan Yustina Sri Widati. 

Para calon akseptor diantar/didampingi oleh kader-kader sub PPKBD dari masing-masing wilayahnya. Semua peserta duduk di kursi yang telah disediakan, lalu akan dipanggil satu demi satu sesuai nomor urut untuk dilakukan screening, untuk kemudian mendapatkan pelayanan. Setelah dilayani, akseptor mendapat kartu kesertaan KB --yang di dalamnya mencakup jadwal pemeriksaan di faskes berikutnya-- dan obat yang harus diminum sampai di rumah. Akseptor juga mendapatkan fasilitas uang transport dan snack.   

Dalam kegiatan baksos MKJP ini berhasil dilayani sebanyak 94 akseptor, dengan perincian sbb: 44 akseptor implan, 44 akseptor IUD, dan 6 akseptor suntik. Separuh lebih berasal dari Kapanewon Karangmojo, sedangkan sisanya berasal dari Kapanewon Ponjong.


Apresiasi untuk Bidan dan PKB 

Sementara itu, dalam kegiatan sosialisasi dan KIE, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, mengucapkan terimakasih kepada segenap yang terlibat dalam acara hari ini, terutama pada PKB dan kader yang telah menggerakkan warga/calon akseptor untuk mengikuti pemasangan KB MKJP. Sujarwo juga menyampaikan bahwa berkat kerjasama yang apik antara bidan, kader KB, kader PKK, PKB, serta lintas sektor terkait, prosentasi stunting di Kabupaten Gunungkidul berdasarkan data e-PPGBM terbaru, hasil intervensi serentak kegiatan posyandu bulan Agustus, berada di kisaran 14%, dari sebelumnya di angka 17% berdasarkan hasil intervensi pelayanan posyandu bulan Juni 2024.

Sujarwo sangat mengapresiasi kinerja bidan dan PKB yang dalam kerjasamanya untuk menyambut WCD dan hari jadi KB Gunungkidul telah berhasil secara signifikan dalam meningkatkan capaian pelayanan kontrasepsi sehingga menduduki ranking pertama dari 5 kabupaten/kota. Capaian Gunungidul bahkan di atas 100% dari target yang ditetapkan oleh Perwakilan BKKBN DIY. 

Seusasi sambutan pengrahan Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc, mewakili Kepala Perwakilan BKKBN, dalam sambutannya, mengamini apa yang disampaikan Sujarwo tentang capaian kinerja dari lini lapangan program Bangga Kencana di Kabupaten Gunungkidul. Bu Rohdhi, sapaan akrab beliau, berharap bahwa capaian yang lainnya juga harus terus ditingkatkan khususnya terkait dengan upaya penurunan stunting, mengingat prevalensi stunting di Gunungkidul tergolong tinggi ketimbang 4 kabupaten/kota yang lain. 

Pemateri dalam kegiatan tsb, dr Trianawati, MPH, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, memaparkan materi seputar kaitan asupan gizi bagi ibu, bumil, balita, dan catin dengan taraf kesehatan masyarakat, utamanya di dalam upaya percepatan penurunan stunting. Triana juga menyinggung pentingnya keikutsertaan PUS dalam program KB untuk menunjang kesehatan ibu di dalam keluarga. Sebab, pendewasaan usia perkawinan/kehamilan, persalinan, kemudian pengaturan jumlah dan jarak kelahiran, serta pengaturan kapan mengakhiri kehamilan, kesemua itu menjadi faktor yang penting dalam menjamin kualitas kesehatan ibu di ingkup keluarga. 

Pemateri yang lain, dr Anita Rohmah, SpOG(K), memaparkan materi seputar pengertian MKJP MOW dan MOP, prosedur tindakannya, serta keuntungan dan kelebihannya dalam konteks program Bangga Kencana. Anita mengajak kepada kaum pria yang hadir agar ikut program KB dengan mengikuti tindakan operasi MOP. MOP atau vasektomi, menurut Anita, adalah kontrasepsi mantap dan tidak memiliki efek samping apa pun. 

Pemateri terakhir, Yustina Sri Widati yang juga sekaligus Direktur PMB, memaparkan materi ihwal kontrasepsi IUD, implan, suntik, pil, serta kondom. Yustina menyampaikan bahwa semua jenis kontrasepsi selain MOW dan MOP dipastikan tersedia di semua PMB di Gunungkidul, sehingga semustinya masyarakat, yakni PUS, tidak perlu khawatir untuk mendapatkan layanan KB di faskes PMB terdekat di mana pun.[]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine