Kepala BKKBN: "Gunungkidul Posisi Terbawah untuk i-Bangga dan Sudah Melewati Bonus Demografi...!"

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PKB Kap Girisubo)

KULONPROGO | Puncak Acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-31 Tahun 2024 Tingkat DI Yogyakarta, dengan tema “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas”, bertempat di Waduk Sermo, Padukuhan Sermo Lor, Kalurahan Hargowilis, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo.

Peringatan Hari Keluarga Nasional adalah momentum untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga diharapkan menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara dan memantapkan serta mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.

Harganas ke-31 Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta kali ini dihadiri antara lain oleh Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo ( KGPAA) Paku Alam X , Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X, dalam kapasitasnya mewakili GKR Hemas sebagai Ketua Umum Peringatan Harganas Wilayah DIY, Kepala BKKBN Pusat, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Forkopimda DIY, Forkompinkab Kulonprogo, Panewu dan Ketua TP PKK seluruh kapanewon di DIY, lurah dan Ketua TP PKK Kalurahan se-DIY, penyuluh KB, kader KB, kader TPK, bidan, dan lain-lainnya. Total ada kurang lebih 2500 tamu yang hadir dalam acara tsb.

Rangkaian kegiatan dalam rangka perayaan Harganas 2024 DIY berpusat di Kabupaten Kulon Progo ini sebenarnya sudah dimulai sejak Jumat (19/7) dan sebagai puncaknya dilaksanakan Ahad (21/7) di kompleks Waduk Sermo, Kulonprogo. Beberapa rangkaian kegiatan yang digelar antara lain:

1. Expo Produk Kerajinan dan Kuliner Lokal
2. Kesenian Jathilan dan Angguk
3. Hiburan Masyarakat dari Abah Kirun CS
4. Jalan Sehat Bersama dr. Hasto Wardoyo

Acara puncak perayaan Harganas 2024 ini dibuka dengan penampilan kesenian Bendrongan. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars Keluarga Berencana, dan Mars PKK yang dinyanyikan oleh paduan suara Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kokap, Kulon Progo dan diikuti oleh seluruh tamu undangan yang hadir. Tak lupa doa juga dipanjatkan demi kelancaran acara oleh petugas dari Kemenag Kulonprogo.



Tim Pendamping Keluarga

Sambutan pertama datang dari Ketua Panitia Peringatan Harganas ke 31 DIY, GKR Hemas, yang diwakili oleh Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam terkait laporan kegiatan.

"Harganas tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun ini secara umum bertujuan untuk mensinergikan gerak dan langkah keluarga Indonesia mencegah stunting," kata Gusti Kanjeng Bendara RA Adipati Paku Alam.

Menurut Gusti Putri, keluargalah yang akan menentukan kualitas generasi yang akan menjadi penerus bangsa. "Dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas diperlukan kepedulian kita semua untuk menjadi teladan dan contoh bagi generasi selanjutnya. Keluarga yang kuat akan menjadi benteng pertahanan bangsa".

Disampaikan juga apresiasi yang tinggi kepada BKKBN, yang di lapangan diprakarsai oleh penyuluh KB, yang telah berkolaborasi dengan TP PKK dan Dinkes dalam percepatan penurunan stunting. Dalam program ini ada tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri atas kader PKK, kader PPKBD, dan bidan, di mana ketugasan mereka sangat berperan dalam percepatan penurunan stunting di DI Yogyakarta.



Beberapa PR

Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Ir Srie Nurkyatsiwi, MMA turut memberikan sambutan dalam even tsb. Dirinya mengingatkan bahwa pentingnya sebuah keluarga sebagai sumber kekuatan dalam membangun negara.

"Hari Keluarga Nasional ini kita diingatkan untuk selalu mengutamakan harmoni dan kebahagiaaan di lingkungan keluarga. Sebuah keluarga yang kuat, yang terdiri dari individu-individu yang peduli dan bertanggung jawab, adalah pondasi yang kokoh bagi masyarakat yang damai dan sejahtera," kata Siwi.

"Masih ada beberapa hal yang menjadi PR kita bersama," kata Siwi menjelaskan terkait permasalahan stunting, pernikahan dini, hingga kasus perceraian yang masih cukup banyak kasusnya di Kulonprogo,  sembari menghimbau agar tugas dan tanggung jawab yang tugas kita bersama dapat dilaksanakan dengan integritas, keikhlasan, dan keyakinan termasuk dalam menjaga sebuah keluarga.


Gunungkidul Urutan ke-5 i-Bangga

Sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG(K) juga memberikan sambutan. Hasto pertama-tama menyampaikan terimakasih kepada kader-kader di lapangan, para bidan, kader PKK, dan sebagainya, yang tanpa mereka BKKBN tidak ada artinya apa-apa. "Tanpa saya, program di BKKBN bisa jalan, tetapi tanpa para kader, BKKBN tidak bisa apa-apa," ujar Hasto.

Merefleksi Harganas ke-31 kali ini, Hasto berharap agar keluarga-keluarga di DIY menjadi keluarga yang "Tembaga", tentram, mandiri dan bahagia. Ini terkait dengan indeks pembangunan keluarga (i-Bangga), yang menjadi ukuran tentang kebahagiaan dan ketentraman keluarga di dalam masyarakat. Lalu bahwa i-Bangga ini mencakup tiga dimensi: tentram, mandiri, dan bahagia, dan inilah yang menjadi dasar untuk mengukur semua keluarga secara nasional. 

Ia juga menyampaikan fakta-fakta menarik terkait Indeks Pembangunan Keluarga di DIY. Bahwa secara nasional, indeks ketentraman kita skornya adalah 59,79, kemudian indeks kemandirian kita adalah 52,49, sedangkan indeks kebahagiaan kita skornya 71,86. Artinya meskipun di DIY umumnya rakyat masih banyak yang miskin, belum terlalu mandiri, tetapi tetap bahagia.  

Hasto menyampaikan, bahwa DIY menempati urutan ke-5 nasional Indeks Pembangunan Keluarga di bawah Aceh, Bali, Riau, dan Kalimantan Timur, dengan skor sebesar 64,02, jauh di atas rata-rata nasional dengan skor 61. Di DIY, skor ketentraman 64,80, kemandirian 55,97, dan kebahagiaanny 71,27. Untuk i-Bangga masing-masing  kabupaten kota skornya adalah sbb: Kota Yogyakarta menempati urutan teratas dengan 65,01, disusul Sleman 64,89, Bantul 64,38, Kulonprogo 63,28, dan Gunungkidul di urutan terakhir dengan skor 62,28.



Potret Remaja Kita: Banyak yang Seks Pra-Nikah

Hasto menyampaikan hasil survey BKKBN kepada kalangan remaja, hal mana hasilnya cukup mencengangkan. Untuk pertanyaan kepada remaja laki-laki ihwal  kapan hubungan seks pertama, jawabannya: 74% menjawab di usia 15-19 tahun, sedangkan yang perempuan: 59% menjawab di usia 15-19 tahun. Begitupun mereka yang sudah nikah, saat ditanya kapan menikah, jawabannya rata-rata di usia 22 tahun, tetapi ketika ditanya kapan hubungan seks pertama kali, jawabnya sama: 15-19 tahun.

Makanya, kata Hasto, BKKBN mengajak remaja untuk ikut dalam program Gen-Re, karena dalam program ini remaja diedukasi untuk menghindari 3 hal: seks pranikah, nikah dini, dan narkoba.



Gunungkidul Lebih Cepat Melewati Bonus Demografi

Hasto juga menyampaikan bahwa Presiden Jokowi selalu mengingatkan supaya bonus demografi betul-betul diperhatikan, karena sebentar lagi kita akan mengalami aging population, di mana jumlah orang tua (lansia) lebih banyak ketimbang yang muda (produktif), dan itu akan terjadi besok pada tahun 2035. Akan tetapi, ternyata DIY lebih dulu mengalami hal ini, yakni populasi tua lebih banyak, ketimbang daerah/provinsi yang lain. Sebagai contohnya adalah Kabupaten Gunungkidul, pada tahun 2020, perbandingan antara yang bekerja (produktif) dan yang diberi makan (balita dan lansia) bahkan sudah di angka 50,37%. Artinya bahwa setiap 100 orang bekerja harus menangung lebih dari 50 orang (padahal idealnya 44 orang).  

Hasto membayangkan bahwa pada 2035 nanti, orang  tua (lansia) kita rata-rata pendidikannya adalah 9 tahun dengan ekonomi yang rendah. Maka akan sangat berbahaya jika generasi di bawahnya (anak-anak kita sekarang) justru generasi stroberi yang lembek. "Maka memang sebelum sampai ke Indonesia Emas, kita musti cemas sedikit agar kita benar-benar bekerja keras untuk menyiapkan generasi mendatang. Karena bahwa bonus demografi itu bukan berarti menuju bonus demografi, tetapi meninggalkan puncak bonus demografi," tegas Hasto Wardoyo.

Dalam acara yang diselenggarakan di pinggir Waduk Sermo ini, penyelenggara juga memberikan piagam penghargaan kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam program percepatan penurunan stunting, juga para Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting, kepada mitra kerja seperti Dinas Koperasi dan UKM DIY, PT Bank Mandiri Tbk, Kodim 072/Sleman, dan Baznas DIY. Selain itu, penyelenggara juga menyerahkan penghargaan program Bangga Kencana Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta kepada pihak-pihak yang telah berprestasi di dalam membantu program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting seperti bidan, PMB, penyuluh KB, kader-kader poktan (kelompok kegiatan), kampung KB, babinsa, dan pihak-pihak lainnya.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine