Puncak Peringatan Harganas ke-31 Tahun 2024, Menko PMK Muhadjir Effendy Meminta BKKBN Kawal Keluarga Indonesia

Oleh: Sabrur R Soenardi (PKB Kap Girisubo, Gunungkidul) 

SEMARANG | Harganas ditetapkan untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Sebuah keluarga diharapkan bisa menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara, dan memantapkan kekuatan tersebut.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo menyerahkan secara simbolis bantuan stimulan perumahan swadaya kepada warga yang berhak dalam puncak Peringatan ke-31 Harganas di Lapangan Pancasila, Semarang, Sabtu (26/6).

Kekuatan yang didapatkan dari keluarga bisa digunakan sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi. Dengan begitu, keluarga mempunyai peranan dalam upaya memantapkan ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Sederhananya, peringatan ini mengisyaratkan makna bahwa dari keluargalah kekuatan dalam pembangunan suatu bangsa akan muncul.


"Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas"

Terdapat tema khusus yang dirilis setiap tahunnya untuk menyemarakkan Harganas. Di tahun 2024 ini, tema yang diusung adalah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas".

Tujuan diusungnya tema ini secara umum untuk mengoptimalkan sinergi gerak dan langkah keluarga Indonesia mencegah stunting. Yakni dengan cara melakukan praktik percepatan penurunan stunting dari seluruh Indonesia.

Adapun tujuan khususnya ada empat yang diuraikan sebagai berikut:

1. Menimbulkan rasa kepemilikan dan kebanggaan seluruh pihak yang berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting.
2. Meningkatkan peran stakeholder, tokoh masyarakat, dan keluarga dalam pembangunan keluarga.
3. Meningkatkan kinerja pengelola dan petugas Bangga Kencana dalam program Bangga Kencana (salah satu program BKKBN).
4. Meningkatkan kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting.

Diikuti 15 Ribu Orang  

Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas)  ke-31 tahun 2024  diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kali ini dipusatkan di Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Hadir dalam puncak peringatan Harganas ke-31 antara lain Presiden Joko Widodo yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, didampingi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. 

Selain itu, turut hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi; Kepala Badan Kepagawaian Nasional Haryono Dwi Putranto; Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana; Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu; para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dari Kementerian dan Lembaga para Pimpinan Daerah beserta Forkopimda; Para penerima Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya, dan jajaran BKKBN dari seluruh Indonesia.

Wakil Gubernur (Wagub) DIY KGPAA Paku Alam X beserta istri GKBRAA Paku Alam juga tampak hadir, selain juga bupati/walikota se- Indonesia, Forkopimda dan tamu undangan lainnya. Dari Gunungkidul diwakili Kabid Dalduk dan KB, Muh Amirudin, SSos dan Ketua UPT Media IPeKB Gunungkidul, Sabrur Rohim, SAg.


Lokasi persis dari even puncak peringatan Harganas ke-31 ini adalah di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, dilaksanakan pada Sabtu (29/06). 

Jika dikalkulasi, sekitar 15 ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia tumpah ruah mengikuti acara puuncak peringatan Harganas ke-31  di Lapangan Simpang Lima, Kota Semarang.

Perayaan tersebut menghadirkan beragam kegiatan selama kurang lebih tujuh hari berturut-turut dalam rangka mewujudkan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana atau Bangga Kencana sekaligus percepatan penurunan stunting.

Sebelum puncak acara tsb, juga telah diramaikan dengan berbagai rangkaian acara, di antaranya: Fun Walk, Launching Logo ASN BKKBN Keren, Wisuda Sekolah Lanjut Usia (Lansia), Jingle Dance Creation Challenge untuk kategori umum dan inklusi atau penyandang disabilitas, Kelas Pengasuhan Orangtua Hebat, hingga Sosialisasi Siap Nikah Goes to Campus kerja sama BKKBN dan Unnes yang melibatkan sekitar 300 orang remaja. Puncaknya, ada Pameran dan Bazar Produk Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) dan UMKM, di Lapangan Pancasila Semarang.


Menghidupkan Fungsi Keluarga

Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo mengajak hadirin untuk menghidupkan kembali fungsi keluarga. 

"Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, tempat bernaung, saling mencintai dan melindungi. Dari keluarga inilah akan dilahirkan generasi penerus dan penentu masa depan. Keluarga berperan dalam mewariskan nilai-nilai luhur kehidupan kepada generasi muda. Mari kita jadikan Harganas kali ini menjadi momentum penting bagi kita semua untuk menghidupkan kembali fungsi keluarga," ujar Hasto.

Dalam perayaan Harganas kali ini, Hasto sekaligus mengajak partisipasi para orangtua, tokoh masyarakat, pemerintah dan swasta untuk sama-sama fokus membangun keluarga. Karena membangun negara harus dimulai dari keluarga. Selain itu, keluarga juga harus ikut mencegah terjadinya stunting dengan perhatikan makanan sehat untuk anak.


Menekan Perceraian

Hasto juga menyinggung soal kasus perceraian yang trennya meningkat, di mana data terakhir mencapai  angka 516.344 kasus perceraian. Menurut Hasto, angka perceraian meningkat akibat banyaknya orang-orang toksik, hubungan yang toksik, juga persahabatan yang toksik, sehingga menimbulkan konflik-konflik kecil berkepanjangan di dalam keluarga.

Namun, di sisi lain, Hasto tetap mengapresiasi keberhasilan intervensi sensitif melalui program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting yang dilakukan setiap hari dan membuahkan hasil yang semakin membaik.

"Kita bersyukur bahwa perkawinan usia anak mengalami penurunan secara signifikan yaitu 6,92 persen, menurun juga dispensasi nikahnya, dari hari ke hari faktor yang membuat stunting membaik," katanya.

Terkait percepatan penurunan stunting, Hasto mengemukakan bahwa strategi yang paling tepat yakni tetap mengikuti strategi nasional (stranas).

"Ada dua, bagaimana kita mengintervensi faktor sensitif dan spesifik. Keduanya harus simultan dijalankan, dan secara khusus, strategi yang paling efisien adalah mendiagnosis dengan tepat, sehingga kita tahu keluarga berisiko tinggi stunting yang mana, dan bayi yang stunting yang mana. Ibu hamil, pranikah juga menjadi bagian penting untuk mencegah stunting baru," papar Hasto

Sesuai stranas percepatan penurunan stunting, Hasto juga melaporkan, semua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan jumlah lebih dari 10 ribu sudah berkomitmen baik. Dikatakan hasto, bahwa BKKBN melalui petugas lini lapangan melakukan sosialisasi dan edukasi, juga sudah melakukan pendataan untuk gerakan serentak intervensi serta percepatan penurunan stunting. "Hari ini penimbangan, pendataan tinggi badan, dan pengukuran sudah mencapai 92,29 persen di seluruh Indonesia," ungkap Hasto.

Menurutnya, melalui intervensi pengukuran serentak, maka perbedaan antara Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dipertanyakan para kepala daerah dapat segera terjawab.

"Insya Allah dalam waktu dekat akan dilakukan verifikasi dan validasi (verval) terhadap data yang bapak/ibu kepala daerah berikan, dan segera angka tersebut akan diselesaikan," tuturnya. 


Satya Lencana 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menganugerahkan tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada dua bupati, satu wali kota, dan dua pegiat pemberdayaan keluarga sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 50 TK/2024 tanggal 10 Juni 2024. Penyematan penghargaan diwakili Menko PMK, Muhadjir Effendy


Adapun kelima penerima tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya yaitu Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Ketua TP PKK Lampung Selatan Winarni, Bupati Sumbawa Barat H.W Musyafirin, Wali Kota Makassar Mohammad Ramadhan Pomanto dan Ketua STKIP PGRI Pacitan Mukodi.

Lebih lanjut, tanda kehormatan Dharma Karya Kencana juga diberikan kepada 53 penerima dari berbagai profesi ahli, dan penghargaan Cipta Karya Kencana Tahun 2024 kepada satu Inovator Ceting Kepiting (Cegah Stunting karena Kembang Anak Itu Penting).

Hasto menyebut bahwa semua elemen, termasuk para penerima penghargaan melakukan kerja kolaboratif dan keroyokan untuk menangani stunting.


Bonus Demografi Lebih Awal 

Dalam sambutannya mewakili Presiden, Menko PMK Muhadjir Effendy menyatakan Indonesia telah mengalami puncak bonus demografi lebih awal dari yang diperkirakan. Dari perhitungan sebelumnya, puncak bonus demografi akan terjadi pada 2030 dan mengalami aging population di tahun 2035. "Namun, berdasarkan data yang ada, saat ini kita telah memasuki era bonus demografi," ungkap Menko PMK.

"Namun demikian," kata Muhajdir, "apa yang telah dilakukan selama ini belum cukup maksimal untuk menyiapkan generasi Z dan generasi Alfa dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Maka dari itu, kerja keras harus terus dilakukan untuk menyiapkan keluarga yang betul-betul berkualitas yang memiliki daya saing, ketahanan kokoh, keluarga sakinah, maka itu jadi tanggung jawab kita bersama," ucapnya.


Keluarga Sebagai Unit Terkecil 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. Maka dari itu, pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk menyiapkan keluarga Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing.

"Di dalam melihat masalah-masalah di Indonesia, bisa kita lihat dari unit terkecilnya yaitu keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil sebuah bangsa. Kalau keluarganya bagus maka negara akan bagus. Keluarga menentukan kualitas sumber daya manusia," jelasnya.

Muhadjir menjelaskan, pemerintah tengah menyiapkan keluarga yang berkualitas dimulai sejak prenatal (masa sebelum kehamilan), masa kehamilan, dan masa 1000 hari pertama kehidupan manusia. Intervensi telah dilakukan terutama pada perempuan.

Dimulai dari remaja putri dengan memberikan tablet tambah darah untuk memastikan mereka betul-betul sehat dan kelak setelah menikah siap hamil, bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, cek kesehatan sebelum menikah, cek HB darah, cek lingkar lengan, dan memberikan intervensi gizi untuk ibu dan bayi sampai 1000 hari pertama kehidupan.

Lebih lanjut, intervensi untuk menyiapkan keluarga yang berkualitas juga telah dilakukan dengan menyiapkan fasilitas pemantauan kesehatan dan gizi ibu dan bayi yang terstandar di Posyandu dan Puskesmas mulai dari alat timbang terstandar, alat ukur antropometri, dan juga penyuluhan gizi dengan kader-kader yang terlatih.

"Dalam keluarga, ibu menjadi inti dari keluarga. Ibu berperan dalam pembentukan akhlak anak-anaknya. Perempuan tiangnya negara. Kalau perempuan terpelihara dan dirawat dengan baik. Dia bisa memerankan peran dengan baik maka akan kokoh negara," jelasnya.

Muhadjir menjelaskan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tanggung jawab besar dalam mengawal semua upaya dan intervensi yang dilakukan dalam mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Dia berharap, BKKBN dapat terus mengawal keluarga Indonesia, dan juga mengawal upaya pemerintah dalam percepatan penurunan stunting sesuai target Presiden Joko Widodo.

"Paling tidak mudah-mudahan di 2024 kita di bawah 20 persen sesuai ketentuan SDGs," ungkap Muhadjir.

Dalam kegiatan Harganas ke-31 ini, Menko PMK juga mengecek pameran stan penanganan dan intervensi yang dilakukan oleh BKKBN, pameran capaian upaya intervensi yang telah dilakukan oleh kementerian dan lembaga, dan pemerintah daerah. Selain itu, Menko PMK juga melihat gelar dagang UMKM dan produk lokal yang diselenggarakan dalam menyemarakkan puncak Harganas. Peserta gelar dagang tsb umumnya adalah UPPKA dari masing-masing provinsi se-Indonesia yang menawarkan aneka macam produk dari wilayahnya.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine