WONOSARI | Kamis (05/10) pagi, bertempat di kantor DPMKPPKB Gunungkidul, dalam sebuah upaya untuk memastikan keberlanjutan program Bangga Kencana yang fokus pada pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY, Dra Andi Ritamariani, MPd, bersama dengan jajaran Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMKPPKB) Kabupaten Gunungkidul, menggelar acara pembinaan kepada segenap koordinator PKB Kabupaten Gunungkidul yang berjumlah 18 personel (sesuai jumlah kapanewon).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala DPMKPPKB Kabupaten Gunungkidul, Drs. Sujarwo, M.Si, beserta para koordinator penyuluh keluarga berencana (PKB) di kabupaten tersebut. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil-hasil program yang telah dicapai sejauh ini, melaporkan perkembangan terbaru, serta merumuskan strategi-strategi baru yang akan membantu meningkatkan capaian program ini, khususnya dalam Tribulan IV (apalagi tahun 2023 tinggal 3 bulan lagi).
Dalam sambutannya, Dra Andi Ritamariani, M.Pd, menyampaikan pentingnya sinergi yang erat antara pengampu bidang terkait baik di Perwakilan BKKBN DIY, atau di DPMKPPKB Gunungkidul dalam mendukung dan memajukan program Bangga Kencana. Beliau juga menyoroti pencapaian yang telah dicapai hingga saat ini dan menekankan pentingnya terus berinovasi untuk mencapai target yang lebih ambisius di masa depan. "Alhamdulillah, untuk pelaporan kegiatan poktan, pelayanan faskes, PPKS, dsb di Gunungkidul angkanya sudah biru, berarti bagus semua. Hanya satu atau dua item saja yang kuning dan merah. Tolong ini dipertahankan, jangan sampai seperti kondisi Agustus kemarin, yang merahnya bahkan melebih lipstik saya," ujar Andi setengah berkelakar yang disambut tawa para koordinator PKB.
Sementara itu, Drs Sujarwo, MSi, selaku Kepala DPMKPPKB Kabupaten Gunungkidul, mengapresiasi kerjasama yang baik antara instansinya, Perwakilan BKKBN DIY, serta jajaran penyuluh KB di lapangan yang sudah bekerja keras dalam meningkatkan capaian program Bangga Kencana serta percepatan penurunan stunting. Sujarwo menyatakan komitmen penuh untuk mendukung program-program yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui BKKBN, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gunungkidul melalui pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana serta percepatan penurunan stunting.
Para koordinator PKB dari berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul turut ambil bagian dalam pertemuan ini dan berkesempatan untuk berdiskusi aktif. Mereka berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam melaksanakan program Bangga Kencana di lapangan. Diskusi ini menjadi sarana penting untuk saling berbagi ide dan solusi guna meningkatkan efektivitas pelaksanaan program.
Sujarwo juga berterimakasih atas tambahan 20 personil P3K dari Perwakilan BKKBN yang per 3 Oktober kemarin sudah dibagi wilayah kerjanya ke 18 kapanewon di Gunungkidul. "Hari ini mereka sudah mendapatkan fasilitas sepeda motor yang akan membantu kerja penyuluhan mereka di lapangan," tandas Sujarwo kepada Kaper BKKBN DIY.
Menanggapi hal tsb, Andi Ritamariani meminta dengan tulus agar para PKB, juga P3K, menjaga dan merawat fasilitas kendaraan yang telah diberikan oleh BKKBN dengan baik, seolah-olah fasilitas tersebut seperti barang yang mereka beli dengan uang sendiri.
Kaper menekankan pentingnya menjaga aset-aset tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan penghargaan terhadap dukungan yang telah diberikan oleh BKKBN. "Ini mencerminkan komitmen untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia demi kesuksesan program Bangga Kencana di Kabupaten Gunungkidul. Saya berharap para PKB menjalankan tugas mereka dengan integritas dan tanggung jawab yang tinggi," kata Andi.
Menanggapi hal tsb, Andi Ritamariani meminta dengan tulus agar para PKB, juga P3K, menjaga dan merawat fasilitas kendaraan yang telah diberikan oleh BKKBN dengan baik, seolah-olah fasilitas tersebut seperti barang yang mereka beli dengan uang sendiri.
Kaper menekankan pentingnya menjaga aset-aset tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan penghargaan terhadap dukungan yang telah diberikan oleh BKKBN. "Ini mencerminkan komitmen untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia demi kesuksesan program Bangga Kencana di Kabupaten Gunungkidul. Saya berharap para PKB menjalankan tugas mereka dengan integritas dan tanggung jawab yang tinggi," kata Andi.
Dalam suasana pertemuan yang berlangsung, Koordinator PKB Playen, Drs Edy Pranoto, mengangkat isu yang mendesak di hadapan Kaper BKKBN DIY. Edy menyampaikan keprihatinan terkait pembayaran honor PPK23 (Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023) yang belum cair, meskipun banyak kader pendataan yang telah menanyakan status pembayaran tersebut. Edy menyebutkan bahwa situasi ini membuat PKB merasa tidak nyaman, mengingat para kader pendataan telah berjuang keras dalam menjalankan tugas mereka.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY memberikan respons yang positif terhadap permasalahan ini. Beliau memastikan bahwa upaya untuk memperjuangkan pembayaran honor PK23 telah dilakukan dan menjamin bahwa pembayaran tersebut akan cair dalam bulan ini, Oktober. Pesan ini diharapkan bisa menghilangkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para PKB dan menunjukkan komitmen penuh dari pihak Perwakilan BKKBN untuk mendukung mereka dalam melaksanakan program dengan sukses.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY memberikan respons yang positif terhadap permasalahan ini. Beliau memastikan bahwa upaya untuk memperjuangkan pembayaran honor PK23 telah dilakukan dan menjamin bahwa pembayaran tersebut akan cair dalam bulan ini, Oktober. Pesan ini diharapkan bisa menghilangkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para PKB dan menunjukkan komitmen penuh dari pihak Perwakilan BKKBN untuk mendukung mereka dalam melaksanakan program dengan sukses.
Di kesempatan tsb, Kaper BKKBN juga menekankan 8 hal penting yang seyogianya dilaksanakan oleh para penyuluh KB, yakni:
1. Pastikan kunjungan ke faskes (Puskesmas dan PMB), minimal 2x dalam sebulan untuk monev hasil pelayanan KB dan cek stok alkon di faskes ybs;
2. PKB wajib melakukan kunjungan ke Posyandu, sekali dalam sebulan, untuk melakukan KIE kepada ibu balita secara personal, bukan secara kelompok;
3. PKB wajib melakukan kunjungan ke BKL 1 frekuensi setiap bulan, jika tidak ada dana, integrasikan dengan poktan lain seperti jamaah pengajian dan semacamnya;
4. PKB wajib kunjungi PIKR 1 frekuensi setiap bulannya (khususnya PIK-R jalur sekolah SLTP), koordinasikan teknis pelaksanaannya dengan pihak sekolah
5. Maksimalkan 8 layanan PPKS, yang wajib pelayanannya adalah penyediaan data dan informasi, dan pastikan bahwa data tsb sebagai bahan penelitian dan dukungan bagi program lain, ada hitam putih pernyataan dari ybs (peminta data) untuk memanfaatkan data dgn benar dan bertanggungjawab;
6. Untuk kegiatan UPPKA, dipastikan kegiatan produksinya rutin, bukan cuma karena ada kegiatan/even tertentu
7. Sejauh ini, unmet need Gunungkidul masih di kisaran 12,7%, CPR 70,9%, dan alhamdulillah PA: 100%;
8. Untuk KBPPPK, PKB harap memastikan sasaran mendapat edukasi tentang 4 terlalu, 70% dari sasaran tsb ikut KB, dari 70% yang ikut KB tsb, yang 40% harus MKJP (IUD implan)
Perjuangkan Nasib Pramusaji
Dalam atmosfer pertemuan yang penuh empati, Koordinator PKB Saptosari, Patwara Wibowo, mengutarakan kepeduliannya terhadap nasib para pramusaji yang telah berjuang dengan gigih dalam membantu para penyuluh keluarga berencana di kapanewon. Patwara dengan tulus meminta dukungan dari Kepala DPMKPPKB dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY untuk memperjuangkan agar para pramusaji dapat lolos administrasi dalam seleksi P3K PKB tahun 2024. Ia menekankan bahwa mereka patut mendapatkan pengakuan atas dedikasi dan kontribusi yang telah diberikan selama ini.
Menanggapi hal tsb, Sujarwo dengan tulus berjanji untuk berusaha maksimal dalam memperjuangkan hal ini. Salah satu langkah yang akan diambil, jika memungkinkan, adalah mempertimbangkan pengubahan nomenklatur di Surat Keputusan (SK) yang mengatur posisi dan peran para pramusaji. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi mereka untuk mengikuti seleksi P3K PKB pada tahun 2024.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY menambahkan bahwa para pramusaji memainkan peran penting dalam mendukung kelancaran program keluarga berencana, dan keterlibatan mereka harus diakui dan dihargai. Ia menegaskan bahwa BKKBN DIY akan mendukung upaya-upaya ini agar para pramusaji dapat memperoleh pengakuan yang layak atas kontribusi mereka.
Menanggapi hal tsb, Sujarwo dengan tulus berjanji untuk berusaha maksimal dalam memperjuangkan hal ini. Salah satu langkah yang akan diambil, jika memungkinkan, adalah mempertimbangkan pengubahan nomenklatur di Surat Keputusan (SK) yang mengatur posisi dan peran para pramusaji. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi mereka untuk mengikuti seleksi P3K PKB pada tahun 2024.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY menambahkan bahwa para pramusaji memainkan peran penting dalam mendukung kelancaran program keluarga berencana, dan keterlibatan mereka harus diakui dan dihargai. Ia menegaskan bahwa BKKBN DIY akan mendukung upaya-upaya ini agar para pramusaji dapat memperoleh pengakuan yang layak atas kontribusi mereka.
Kegiatan ini mencerminkan tekad pemerintah daerah dan BKKBN DIY untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gunungkidul melalui program-program yang berfokus pada keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana. Diharapkan bahwa pertemuan ini akan memberikan dorongan positif untuk meningkatkan capaian program Bangga Kencana di wilayah tersebut, membantu masyarakat Gunungkidul mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Pertemuan ini ditutup dengan sebuah sesi foto bersama sebagai tanda solidaritas dan komitmen bersama untuk terus bekerja keras dalam mencapai tujuan program Bangga Kencana. Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra. Andi Ritamariani, M.Pd, dan Drs Sujarwo, M.Si, terlihat tersenyum dalam momen tersebut, mencerminkan semangat dan optimisme mereka untuk masa depan yang lebih baik.(*)
0 Comments