Kontributor: Sabrur Rohim, MSI (Girisubo)
YOGYAKARTA | Rabu (17/03) pagi, bertempat di ruang Kencana Perwakilan BKKBN DIY berlangsung pertemuan orientasi bagi kader-kader BKL Pro-PN (program priotitas nasional) se-Kabupaten Gunungkidul. Acara ini, "Orientasi Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia", diselenggarakan oleh Bidang KSPK Perwakilan BKKBN DIY. Dari setiap kapanewon di Gunungkidul mengirimkan rata-rata 2 (dua) orang kader. Kegiatan ini merupakan angkatan ke 5 (terakhir) dan dilaksanakan dengan mengindahkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19, yakni dengan memakai masker serta menjaga jarak antara peserta di dalam ruangan.
Acara dibuka dengan berdoa bersama menurut keyakinan dan agama masing-masing, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KB. Berikutnya adalah sambutan dari Koordinator Bidang KSPK Perwakilan BKKBN DIY, dr Iin Nadzifa Hamid, yang pertama-tama menyampaikan apresiasi atas kehadiran para kader BKL dari seluruh kapanewon di Gunungkidul. Diharapkan oleh dr Iin, sapaan akrabnya, kegiatan ini akan membawa manfaat bagi para kader BKL, sebagai bekal dalam memina poktan di wilayah binaannya masing-masing yang masuk dalam program prioritas nasional. Materi kali ini sangat penting, lanjut dr Iin, karena akan menyuguhkan materi-materi krusial dalam perawatan jangka panjang kepada lansia, misalnya soal penanganan kedaruratan yang terjadi pada lansia. Dr Iin berharap para peserta, yakni para kader-kader BKL, bisa menyerap materi dengan sebaik-baiknya sehingga benar-benar bisa memahami dan selanjutnya dapat diimplementasikan di poktan BKL-nya masing-masing.
Acara orientasi ini terbagi menjadi dua materi. Materi pertama tentang, "Pendampingan Jangka Panjang bagi Lansia Berbasis Keluarga", yang disampaikan oleh pemateri yang sudah tak asing lagi bagi para kader BKL, Erjinyuare Amigo, MKep, Sp Kep Kom, dari Universitas Respasti, Yogyakarta. Erjin, panggilan akrabnya, di antaranya menyampaikan materi tentang, "Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia," yakini al: (1) mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan; (2) menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang; (3) mempertahankan hubungan pernikahan; (4) menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan; (5) mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi; (6) melanjutkan dan merasionalisasi kehilangan keberadaan anggota keluarga. Untuk poin ke 3, misalnya, Erjin menyinggung pentingnya aktivitas hubungan badan suami istri (seks) meski di usia lansia, karena hal tersebut justru akan meningkatkan kualitas kehidupan lansia. Bagi lansia, hubungan seks jangan dikira tidak penting, bahkan sangat penting, kata Erjin.
Materi kedua tentang, "Penanganan Kedaruratan pada Lansia", disampaikan oleh Rizky Erwanto, MKep, Sp Kep Kom, juga dari Universitas Respati, Yogyakarta. Dalam materi ini, peserta diajak melakukan praktik simulasi penanganan kedaruratan pada lansia. Peserta (kader) BKL diberi contoh langsung bagaimana menangani gangguan-gangguan fisik pada lansia, pertolongan pertamanya, apa yang harus dihindari ketika penanganan kondisi darurat. Materi jadi lebih jelas dan mudah dipahami karena ada model yang berperan sebagai lansia yang mengalami kondisi darurat.
Setelah acara selesai, peserta diminta membuat RTL (rencana tindak lanjut) dan untuk implementasinya di masing-masing poktan nanti akan ada pemantauan dan evaluasi dari Perwakilan BKKBN DIY. (*^)
0 Comments