Kontributor: Purwadi, SHI (Paliyan)
PALIYAN | Dari data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan WHO, Indonesia ditempatkan ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Rata-rata prevalensi balita stunting Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%.
Apabila kita cermati, setidaknya ada 4 (empat) faktor utama masalah stunting dan kurang gizi, yakni dimulai dari rendahnya akses terhadap makanan dari jumlah dan kualitas gizinya, kemudian pola asuh yang kurang baik (terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan bayi dan anak), serta rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan (termasuk akses sanitasi dan air bersih), dan yang terakhir adalah konsumsi pangan ketahanan pangan rumah tangga mempengaruhi kuantitas dan kualitas asupan gizi anak.
Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan, karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak. Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun (balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan perilaku di masa dewasa.
Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral. Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita .
Dalam kegiatan pembinaan kelompok BKB Fajar Mentari di Balai Padukuhan Jamburejo, Kalurahan Sodo, pada hari Kamis (5/11) Koordinator Penyuluh KB Kapanewon Paliyan, Tri Nurhidayati, Ssos, menekankan pentingnya peran ortang tua dalam pengasuhan anak usia dini. Tri mengatakan, “Seharusnya, orang tua senantiasa berusaha untuk memprioritaskan pengasuhan anak sebagai bentuk tanggung jawab dan amanah dari Tuhan YME yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Sebagai orang tua yang sudah merencanakan kehamilan, mengandung dan melahirkan, kasih sayang dan perhatian orang tua harus senantiasa hadir, baik fisik, pikiran, dan perasaan, di dalam membersamai buah hati agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.”
Hadir dalam kegiatan pembinaan BKB tersebut Ketua TP PKK Kalurahan Sodo, Karmi selaku Kooordinator Kader Kalurahan Sodo, kader BKB, dan kader Posyandu. Lebih lanjut Tri menyampaikan bahwa, al-ummu madrasah ula, demikian sebuah mutiara singkat dari nilai ajaran dalam agama Islam, yang mengajarkan bahwa ibu (orang tua) adalah sekolah (penddikan) pertama buat anak-anaknya.
Perlu disadari bersama, kata Tri, bahwa orang tua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkandapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuha kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
“Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal dan maksimal, agar nantinya bisa menumbuhkan generasi yang berkualitas,” jelas Tri.
Purwadi SHI selaku penyuluh KB pembina wilayah menambahkan juga bahwa kesertaan dalam kegiatan kelompok BKB Fajar Mentari di Padukuhan Jamburejo Kalurahan Sodo yang dipadukan dengan kegiatan Posyandu dan PAUD diharapkan bisa menambah pengetahuan dan keterampilannya orangtua agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal, dari mulai materi penyuluhan oleh Penyuluh KB dan Kader BKB, pemantauan tumbuh kembang anak melalui KKA dan pemantauan kesehatan ibu dan anak dalam kegiatan Posyandu. Harapannya, dengan optimalisasi kegiatan di kelompok BKB, nantinya kita semua bisa mengentaskan permasalahan stunting di wilayah Kalurahan Sodo, demikian kata Purwadi.
Purwadi juga berpesan, bahwa yang dinamakan orang tua yang hebat adalah orang tua yang mau terus belajar dan mecakapkan diri dalam mengasuh anak sehingga anak dapat merasakan manfaat dari pengasuhan dan dapat tumbuh berkembang dengan baik.(*)
0 Comments