Pertemuan perdana rakor KKBPK tingkat desa di Desa Giripurwo di
tahun 2020 dilaksanakan pada Selasa (28/1), bertempat di balai desa. Acara diawali dengan menyanyikan
lagu Mars KB dilanjutkan sambutan oleh Sekertaris Desa Giripurwo.
Dalam sambutannya, Sekdes Sri Rahayu, SIP mengucapkan
terimakasih pada bapak ibu kader yang telah banyak berpartisipasi aktif sebagai
kader yang merupakan perpanjangan
tangan pemerintah Desa. Dalam
sambutannya, Sekdes agar para kader menyampaikan baik informasi
maupun pengetahuan yang di dapat di pertemuan tingkat desa maupun di tempat lain
ke warga di lingkungan tempat tinggal. Beliau menghimbau kader harus memahami
dan mengetahui banyak hal, seperti contoh virus antraks yang lagi terjadi
diwilayah Gunungkidul tahu cara
pencegahannya dan bagaimana penularannya di informasikan ke
warga lain. Dari para kader inilah
beberapa kebijakan pemerintah desa sampai kemasyarakat yang langsung
berhadapan dengan warga dan mengetahui apa yang terjadi di kelompok masing
masing.
Selanjutnya Sekdes menyampaikan kabar
gembira, bahwa dari hasil
Musren Desa Giripurwo Tahun 2020, Pemerintah Desa telah menyetujui fasilitasi kader KB selama
12 kali pertemuan beserta operasional buat kader selama setahun. Untuk itu, kata Sekdes, sila dana tersebut dimanfaatkan dengan
sebaik baiknya. Keaktifan para kader untuk bisa meluangkan waktu dan tenaga
sangat diharapkan agar sarana dan prasarana yang telah di siapkan dapat bermanfaat dan
memudahkan pencatan dan pelaporan
sebagai bukti kegiatan yang telah kita lakukan.
Selanjutnya Nur
Istiqomah selaku PKB memaparkan evaluasi capaian peserta KB Giripuwo tahun 2019 jalur swasta 78 peserta dan 57 peserta pelayanan pemerintah atau 58 % jalur swasta , 42 % jalur pemerintah, dari total 135 peserta 65 % dari PPM. Untuk peserta KB baru jalur
swasta lebih tinggi di banding jalur pemerintah. Ini merupakan capaian tertinggi di antara 5 desa
di Kecamatan Purwosari.
Oleh karena itu, PKB mengucapkan terimkasih pada bapak ibu kader atas kerja dan
semangatnya dan untuk PPM 2020, semoga hasilnya akan lebih baik lagi, hal ini
tidak akan terwujud tanpa bantuan dan kerja keras bapak ibu kader semuanya dan
terimakasih pula untuk Pemerintah Desa Giripurwo yang memfasilitasi baik
operasional kegiatan
Tribina maupun operasional kader dan pokja Kampung KB. "Untuk itu, marilah kita manfaatkan untuk menigkatkan
pengetahuan pengelola poktan maupun kader Giripurwo
lebih baik seperti semboyan: Gunungkidul
Handayani Hari Esok Lebih Baik Dari Hari Ini," ujar PKB.
Selanjutnya, disampaikan oleh PKB, bahwa untuk Tribina dan UPPKS mulai tahun 2020 ini pelaporan R/I/UPPKS/15 dilakukan secara online. Sehingga, untuk itu setiap selesai kegiatan mohon administrasi pencatatan dan
pelaporan segera dilaporkan.
Selanjutnya Bapak CY Supardi selaku
PPKBD Giripurwo berharap ke depan ada pembentukan kader militan kader yang pinter dan cerdas karena di setiap pertemuan dan kesempatan akan
disampaikan bermacam macam materi yang berbeda, agar semua kader bertambah
wawasan dan pengetahuan. Dengan adanya kader yang demikian, maka dalam menyampaikan KIE kepada masyarakat akan
lebih percaya diri dan mempunyai banyak pengetahuan yang memadahi. Menurut Pak Pardi, kita sebagai kader juga jangan lupa memberi contoh kepada
masyarakat, misalnya yang punya balita harus rutin ikut penimbangan di Posyandu juga aktif di kegiatan BKB dan lain sebagainya. masyarakat akan melihat apa yang dilakukan
dan diterapkan kader di lingkungan keluarnya dan menilai,
harapannya akan menerapkan serta mengikuti perubahan perilaku kearah lebih
baik.
Disampaikan oleh Pak Pardi juga, bahwa capaian KB pasca
salin masih rendah yakni sebesar 30 % dari jumlah ibu bersalin sebanyak 260 orang. Hal ini disebabkan antara lain pemahaman
tentang KB pasca salin masih kurang,
banyak yang mengira begitu selesai proses persalinan kontrasepsi langsung
dipasang. Keterlibatan
orang tua dalam masalah ini juga masih relatif tinggi. KB pasca salin adalah KB yang dipasang setelah
melahirkan sampai usia 40 hari dan satu paket dengan jaminan atau BPJS. Sebelum
melahirkan,
dari tenaga medis sudah berusaha memberi
pemahaman akan tetapi setelah melahirkan bulin dengan berbagai alasan belum mau
mengggunakan kontrasepsi. "Inilah yang menjadi tugas kita bersama selaku pembina
wilayah dan kader agar selalu memberi penyuluhan kepada ibu bersalin agar
menggunakan kontrasepsi yang sesuai kondisi dan keinginan calon akseptor," tegas Pak Pardi.
Selanjutnya, menurut Mamik Riyanti, Amd Keb selaku Bidan di
Puskesmas Purwosari, semua kontrasepsi bisa dipakai untuk
ibu pasca salin kecuali suntik 1 bulanan
dan pil yang bukan khusus untuk ibu ibu menyusui. Hal ini karena bisa
mempengaruhi
produksi ASI kecuali PIL yang khusus untuk ibu menyusui. Ibu bersalin, kata Mamik, bisa
memilih kontrasepsi sesuai keinginan dan kondisi kesehatan, tenaga medis akan
memberi penjelasan yang mudah di mengerti oleh calon akseptor tidak perlu malu
malu menanyakan lebih detil agar jelas dan mantap dengan pilihan. Petugas
menjamin rahasia semua akseptor maupun pasien, demikian kata Mamik.(*) [Nur Istiqomah, PKB Giripurwo]
0 Comments