Berbeda dengan kondisi pada masa dulu, bertahun-tahun lalu Gunungkidul identik dengan wilayah terbelakang dan kerap dihantui kekeringan. Faktor kondisi alam yang membuat curah hujan di wilayah ini lebih sedikit dibandingkan daerah lain, sebenarnya juga masih terjadi hingga masa kini. Namun kondisi itu kiranya tidak menjadi kendala lagi karena program pipanisasi cukup berperan dalam mengatasi wilayah yang terdampak kekeringan. Keberadaan sumur bor yang kemudian dikelola menjadi usaha air minum tingkat dusun di banyak tempat juga berperan cukup signifikan dalam mengatasi problem akses air bersih. Meski di beberapa lokasi masih ada yang terdampak kekeringan, namun jumlahnya tidak sebanyak dulu.
Tidak hanya tentang obyek wisatanya yang moncer, kabupaten Gunungkidul tercatat kerap memperoleh penghargaan di berbagai bidang pemerintahan dan pelayanan publik. Belum lama ini, Gunungkidul menjadi salah satu dari 12 kabupaten yang menerima penghargaan langsung dari MenPAN RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) terkait prestasi bidang pelayanan publik di antara 500 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Bahkan sebelumnya, kabupaten Gunungkidul meraih juara pertama Tim Inovasi Kabupaten tingkat nasional yang diberikan oleh Kemendes PDTT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) terkait bidang inovasi desa. Yang membanggakan juga, kabupaten Gunungkidul meraih nilai tertinggi mengalahkan 117 kabupaten/kota di Indonesia dalam asessment Smart City yang dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo RI di tahun 2019 ini.
Geliat kemajuan juga mencoba ditorehkan Gunungkidul di bidang kesehatan dan lingkungan. Sejurus dengan momentum Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan tahun 2019 tingkat provinsi yang diinisiasi oleh Perwakilan BKKBN DIY, Dinas Kesehatan dan TP PKK DIY, Gunungkidul juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sesuai dengan tema yang diusung pada tahun 2019 ini; Melalui Kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesatuan Kita Tingkatkan Sumber Daya Manusia melalui Penurunan Angka Stunting dan Peningkatan Cakupan Kesertaan KB, Gunungkidul menata dan meningkatkan diri untuk mendukung tercapainya Penurunan Stunting dan Peningkatan Kesertaan KB.
Pada hari Senin 28 Oktober 2019, Gunungkidul yang diwakili oleh desa Pundungsari kecamatan Semin mengikuti Lomba Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat propinsi dalam rangka Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan. Dua lomba tersebut dilaksanakan sekaligus dalam satu hari, bertempat di dusun percontohan Karangwetan, desa Pundungsari, Semin.
Dalam Lomba PHBS dan LBS tingkat provinsi DIY di Karangwetan Pundungsari Semin, hadir 2 tim penilai yang merupakan gabungan dari Pokja 4 Tim Penggerak PKK Provinsi DIY dan Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Selain itu pula, Forkompimca, UPT Puskesmas 1 Semin, TP PKK Kabupaten serta Kecamatan dan segenap lintas sektor kecamatan Semin yang terkait juga turut hadir memberikan dukungan kepada desa Pundungsari. Pj Kepala Desa Pundungsari yang dalam hal ini diampu oleh karyawan kecamatan Semin, Budi Santoso memberikan motivasi yang luar biasa sehingga TP PKK Desa Pundungsari mampu menjalani segala proses penilaian dengan semangat dan lancar.
Dalam presentasi profil lomba yang disampaikan oleh perwakilan TP PKK Desa Pundungsari yang sekaligus merupakan Penyuluh KB setempat, Anjar Purbaningsih SIP disampaikan mengenai progress atau kemajuan kegiatan PHBS dengan 10 indikator serta kemajuan kegiatan LBS di desa Pundungsari dalam 2 tahun ke belakang. Dipaparkan oleh Anjar pula 10 inovasi yang menjadi program kegiatan unggulan desa Pundungsari. Inovasi tersebut antara lain:
1. Gadungku Cantik
Gaya hidup sehat, dukungan keluarga untuk cegah anemia, stunting, KEK.
Tujuan dari program ini adalah untuk mencegah kasus bayi stunting dan kasus anemia.
Dilatar belakangi angka stunting dan anemia yang masih tinggi, yang sebelumnya sudah dilakukan/diatasi dengan mengadakan parenting class untuk ibu hamil tetapi hasil anemia dan bayi stunting masih belum turun sesuai yang diharapkan maka dibuatlah inovasi Gadungku cantik, yang diaplikasikan kepada remaja di posyandu remaja, Harapannya sejak dini dilakukan dan dibiasakan pola hidup sehat diiringi dukungan keluarga yang penuh agar tercipta remaja yang sehat, yang nantinya akan menjadi manusia dewasa yang sehat, hamil sehat, dan melahirkan generasi yang sehat dan berkwalitas.
2. Asih Sesepi Madu
Anak sehat itu harus dalam setahun minimal sepuluh kali melakukan penimbangan di posyandu.
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan cakupan rumah tangga balita yang mengikuti kegiatan penimbangan di posyandu.
Diantara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah melakukan penimbangan bayi dan balita setiap bulan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat membantu tumbuh kembang bayi dan balita sehingga dapat dideteksi sedini mungkin masalah kesehatan yang dimiliki bayi dan balita.
Selama ini ada beberapa bayi dan balita yang tidak datang ke posyandu karena alasan tertentu. Untuk meningkatkan cakupan D/S di posyandu dibuat kegiatan inovasi berupa pemberian stiker di buku KIA bagi bayi dan balita yang telah menimbang minimal 10 x dalam 1 tahun. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memotivasi orangtua bayi dan balita untuk datang menimbang ke posyandu.
3. Simbah Cekatan Laga
Sikat gigi, makan buah sayur, cek kesehatan, dan olahraga.
Tujuan program ini adalah setiap keluarga rajin menjaga kesehatan. Program ini adalah pembiasaan/perilaku Germas untuk setiap keluarga. Meningkatnya PTM ( penyakit tidak menular ) menjadi masalah besar bagi Indonesia, hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.
4. Ayam Berkokok di Rumah
Ayo masyarakat berhenti/tidak merokok di dalam rumah.
Tujuan program ini adalah mengurangi pengaruh buruk rokok untuk mendukung kawasan tanpa rokok dan meningkatkan upaya berhenti merokok.
Merokok merupakan masalah yang paling banyak ditemukan pada perilaku masyarakat. Dari 10 indikator PHBS, merokok di dalam rumah mempunyai cakupan yang paling rendah, artinya masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah dan mengganggu kenyamanan penghuni rumah yang lainnya ( perokok pasif ). Untuk melindungi para perokok pasif dari bahaya asap rokok, warga masyarakat dusun Karangwetan desa Pundungsari berkomitmen untuk tidak merokok di dalam rumah dan menyediakan cecekan rokok di setiap rumah yang diletakkan d halaman depan, bertujuan untuk mematikan rokok sebelum masuk ke dalam rumah. Masyarakat juga mengembangkan pembentukan kawasan tanpa asap rokok di beberapa tempat, seperti di balai padukuhan, masjid, dan kendaraan carteran.
5. Seruan Cinta
Setiap rumah ada pancuran untuk cuci tangan secara tepat
Tujuan program ini adalah memasyarakatkan cuci tangan pakai sabun dan upaya pencegahan penyakit. Tangan merupakan salah satu organ tubuh yang menjadi masuknya kuman dan mikroba penyebab penyakit ke dalam mulut, hidung, dan organ tubuh lainnya. Selain itu tangan juga media untuk menyalurkan kuman dari manusia satu ke manusia lainnya.
Cuci tangan dengan sabun adalah cara untuk mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh. Untuk membiasakan masyarakat agar selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, di setiap rumah disediakan saran/tempat untuk cuci tangan dengan sabun.
6. Kuntum Kasih
Kangkung untuk mencukupi kebutuhan kalsium dan zat besi harian keluarga.
Tujuan program ini adalah pemanfaatan pekarangan untuk mendukung kecukupan gizi keluarga dalam pencegahan kasus stunting. Program ini merupakan gerakan yang berbasis pada ide/program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) dengan melakukan penanaman sayur kangkung di setiap rumah sebagai bahan pangan yang kaya dengan kalsium dan zat besi, sehingga diharapkan mampu mencegah kekurangan kalsium dan zat besi bagi ibu hamil. Asupan kalsium dan zat besi yang tercukupi akan mendukung kesehatan ibu hamil dan membantu perkembangan janin yang sehat Selain itu kangkung bisa menjadi salah satu bahan pangan pembuatan PMT Balita untuk memenuhi asupan gizi di periode 1000 HPK. Hal ini selaras dengan Program Penanggulangan Stunting yang sedang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.
7. Komitmen Ayah ASI
Tujuan program ini adalah dukungan keluarga terutama suami dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
Keberhasilan ASI eksklusif sangat sulit dicapai tanpa dukungan keluarga. Dukungan paling besar terletak pada sosok ayah. Komitmen ayak ASI merupakan komitmen seorang ayah untuk mendukung istrinya dalam pemberian ASI eksklusif baik dukungan mental, psikologis maupun hal hal kecil yang bisa meringankan beban istri.
8. Kang Paijo
Kandang di pekarangan minimal berjarak 10 meter dari sumber air.
Tujuan program ini adalah menjaga kualitas air bersih dan sanitasi lingkungan, merupakan program pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan level sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal, dengan cara menempatkan kandang ternak peliharaan berjarak 10 meter dari sumber air dan rumah. Apabila pekarangan tidak luas, maka didorong untuk membuat barrier atau pembatas agar kondisi rumah lebih higienis. Perbaikan sanitasi lingkungan juga merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan Kasus Balita Stunting, karena stunting juga bisa disebabkan oleh infeksi penyakit akibat buruknya sanitasi lingkungan.
9. Bank Satu Rasa
Bank sampah untuk kesejahteraan masyarakat
Program ini bertujuan untuk melakukan pemilahan sampah sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga. Sampah yang dapat diolah berupa sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk organik ini dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pupuk setiap rumah tangga yang telah memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menaman berbagai tanaman. Sementara untuk sampah anorganik dimanfaat dalam proses daur ulang menjadi produk lain. Untuk sampah anorganik ini dikumpulkan dari rumah ke rumah oleh Karang Taruna yang juga merupakan kelompok PIK Remaja desa Pundungsari, lalu dibawa ke pengepul daur ulang. Hasil penjualan ke pengepul digunakan untuk kesejahteraan dan kas Karang Taruna dan kegiatan PIK Remaja serta Posyandu Remaja.
10. Inal Inil Pedes
Instalasi pembuangan air limbah komunal solusi untuk masalah sanitasi lingkungan sentra industri rumah tangga pedesaan.
Tujuan dari inovasi ini adalah mencegah penularan penyakit dengan peningkatan kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta upaya agar air tanah tetap terjaga dari pencemaran.
Saluran pembuangan air limbah yang isinya adalah sisa sisa bahan makanan dan sebagainya akan mengundang serangga untuk masuk, jika saluran itu sampai terbuka akan mengakibatkan sanitasi yang buruk sehingga penularan penyakit cepat sekali karena kebersihan yang kurang. Selain itu, SPAL yang baik sangat diperlukan untuk menjaga agar peresapan limbah ke tanah tidak mencemari lingkungan dan air.
SPAL yang disarankan adalah tertutup, dan akan lebih baik dijadikan satu ( komunal ) yang sudah memenuhi baku mutu, seperti yang sudah dilaksanakan di sentra industri kerupuk pati ketela di dusun Karangwetan, Pundungsari. Keberadaan SPAL Komunal juga menjadi keunggulan tersendiri dalam kegiatan Lomba PHBS dan LBS ini.
Juru bicara Tim Penilai, Amarudin Latif, SST, mengatakan Tim Penilai sangat mengapresiasi program inovasi desa Pundungsari yang sangat bagus dan mengena. Lingkungan yang menjadi percontohan juga bersih dan tertata rapi serta setiap rumah melakukan kegiatan pemanfaatan pekarangan. Dukungan dan kemitraan dengan berbagai tokoh terlihat terjalin dengan cukup baik. Buku-buku administrasi komplit serta antusiasme masyarakat dalam lomba patut diacungi jempol. Yang menjadi catatan bagi tim adalah validasi dan cara pencatatan data dalam administrasi masih perlu diperbaiki, serta belum masuknya pembahasan Kawasan Tanpa Rokok dalam musdes serta belum terdanai oleh APBdes. Tim Penilai juga mendorong desa Pundungsari agar bisa mengikrarkan diri sebagai desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Di ujung pesan kesannya, Amarudin menanyakan kesiapan desa Pundungsari untuk maju nasional mewakili provinsi DIY dalam Lomba Lingkungan Bersih Sehat dan disambut dengan semangat oleh segenap warga, Tim Penggerak PKK dan pemerintah desa Pundungsari.
Sebelum maju dalam Lomba PHBS dan LBS kali ini, pada bulan September lalu desa Pundungsari juga terpilih mewakili kabupaten Gunungkidul dalam Lomba Hatinya PKK tingkat provinsi DIY. Dalam kesempatan itu, dipaparkan pula oleh Anjar Purbaningsih SIP yang mewakili TP PKK Desa Pundungsari mengenai hasil kegiatan program Hatinya PKK Desa Pundungsari. Hatinya PKK yang merupakan singkatan dari Halaman Asri Teratur Indah Nyaman Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, adalah pelaksanaan kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan penanaman Warung Hidup, Apotik Hidup, Lumbung Hidup dan Tabungan Hidup. Meski kegiatan penilaian Hatinya PKK dilaksanakan pada musim kemarau yang terkendala dengan ketersediaan air, tapi tidak menyurutkan semangat dan kerja keras segenap warga terutama pemerintah dan PKK desa Pundungsari dalam menggalakkan pemanfaatan pekarangan. Alhasil, kebutuhan gizi dan menu harian keluarga bisa tercukupi melalui pemanfaatan pekarangan ini.(*) [Dra Lilih Eryani, Koordinator PKB Semin]
Keterangan foto :
1. Foto PHBS LBS 1: Penyuluh KB sekaligus wakil TP PKK desa Pundungsari menerima simbolis kesan pesan Tim Penilai Lomba PHBS dan LBS tingkat propinsi DIY
2. Foto PHBS dan LBS 3: pelaksanaan penilaian lapangan di dusun Karangwetan dalam Lomba PHBS dan LBS tingkat propinsi
Tidak hanya tentang obyek wisatanya yang moncer, kabupaten Gunungkidul tercatat kerap memperoleh penghargaan di berbagai bidang pemerintahan dan pelayanan publik. Belum lama ini, Gunungkidul menjadi salah satu dari 12 kabupaten yang menerima penghargaan langsung dari MenPAN RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) terkait prestasi bidang pelayanan publik di antara 500 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Bahkan sebelumnya, kabupaten Gunungkidul meraih juara pertama Tim Inovasi Kabupaten tingkat nasional yang diberikan oleh Kemendes PDTT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) terkait bidang inovasi desa. Yang membanggakan juga, kabupaten Gunungkidul meraih nilai tertinggi mengalahkan 117 kabupaten/kota di Indonesia dalam asessment Smart City yang dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo RI di tahun 2019 ini.
Geliat kemajuan juga mencoba ditorehkan Gunungkidul di bidang kesehatan dan lingkungan. Sejurus dengan momentum Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan tahun 2019 tingkat provinsi yang diinisiasi oleh Perwakilan BKKBN DIY, Dinas Kesehatan dan TP PKK DIY, Gunungkidul juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sesuai dengan tema yang diusung pada tahun 2019 ini; Melalui Kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesatuan Kita Tingkatkan Sumber Daya Manusia melalui Penurunan Angka Stunting dan Peningkatan Cakupan Kesertaan KB, Gunungkidul menata dan meningkatkan diri untuk mendukung tercapainya Penurunan Stunting dan Peningkatan Kesertaan KB.
Pada hari Senin 28 Oktober 2019, Gunungkidul yang diwakili oleh desa Pundungsari kecamatan Semin mengikuti Lomba Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat propinsi dalam rangka Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan. Dua lomba tersebut dilaksanakan sekaligus dalam satu hari, bertempat di dusun percontohan Karangwetan, desa Pundungsari, Semin.
Dalam Lomba PHBS dan LBS tingkat provinsi DIY di Karangwetan Pundungsari Semin, hadir 2 tim penilai yang merupakan gabungan dari Pokja 4 Tim Penggerak PKK Provinsi DIY dan Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Selain itu pula, Forkompimca, UPT Puskesmas 1 Semin, TP PKK Kabupaten serta Kecamatan dan segenap lintas sektor kecamatan Semin yang terkait juga turut hadir memberikan dukungan kepada desa Pundungsari. Pj Kepala Desa Pundungsari yang dalam hal ini diampu oleh karyawan kecamatan Semin, Budi Santoso memberikan motivasi yang luar biasa sehingga TP PKK Desa Pundungsari mampu menjalani segala proses penilaian dengan semangat dan lancar.
Dalam presentasi profil lomba yang disampaikan oleh perwakilan TP PKK Desa Pundungsari yang sekaligus merupakan Penyuluh KB setempat, Anjar Purbaningsih SIP disampaikan mengenai progress atau kemajuan kegiatan PHBS dengan 10 indikator serta kemajuan kegiatan LBS di desa Pundungsari dalam 2 tahun ke belakang. Dipaparkan oleh Anjar pula 10 inovasi yang menjadi program kegiatan unggulan desa Pundungsari. Inovasi tersebut antara lain:
1. Gadungku Cantik
Gaya hidup sehat, dukungan keluarga untuk cegah anemia, stunting, KEK.
Tujuan dari program ini adalah untuk mencegah kasus bayi stunting dan kasus anemia.
Dilatar belakangi angka stunting dan anemia yang masih tinggi, yang sebelumnya sudah dilakukan/diatasi dengan mengadakan parenting class untuk ibu hamil tetapi hasil anemia dan bayi stunting masih belum turun sesuai yang diharapkan maka dibuatlah inovasi Gadungku cantik, yang diaplikasikan kepada remaja di posyandu remaja, Harapannya sejak dini dilakukan dan dibiasakan pola hidup sehat diiringi dukungan keluarga yang penuh agar tercipta remaja yang sehat, yang nantinya akan menjadi manusia dewasa yang sehat, hamil sehat, dan melahirkan generasi yang sehat dan berkwalitas.
2. Asih Sesepi Madu
Anak sehat itu harus dalam setahun minimal sepuluh kali melakukan penimbangan di posyandu.
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan cakupan rumah tangga balita yang mengikuti kegiatan penimbangan di posyandu.
Diantara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah melakukan penimbangan bayi dan balita setiap bulan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat membantu tumbuh kembang bayi dan balita sehingga dapat dideteksi sedini mungkin masalah kesehatan yang dimiliki bayi dan balita.
Selama ini ada beberapa bayi dan balita yang tidak datang ke posyandu karena alasan tertentu. Untuk meningkatkan cakupan D/S di posyandu dibuat kegiatan inovasi berupa pemberian stiker di buku KIA bagi bayi dan balita yang telah menimbang minimal 10 x dalam 1 tahun. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memotivasi orangtua bayi dan balita untuk datang menimbang ke posyandu.
3. Simbah Cekatan Laga
Sikat gigi, makan buah sayur, cek kesehatan, dan olahraga.
Tujuan program ini adalah setiap keluarga rajin menjaga kesehatan. Program ini adalah pembiasaan/perilaku Germas untuk setiap keluarga. Meningkatnya PTM ( penyakit tidak menular ) menjadi masalah besar bagi Indonesia, hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.
4. Ayam Berkokok di Rumah
Ayo masyarakat berhenti/tidak merokok di dalam rumah.
Tujuan program ini adalah mengurangi pengaruh buruk rokok untuk mendukung kawasan tanpa rokok dan meningkatkan upaya berhenti merokok.
Merokok merupakan masalah yang paling banyak ditemukan pada perilaku masyarakat. Dari 10 indikator PHBS, merokok di dalam rumah mempunyai cakupan yang paling rendah, artinya masih banyak masyarakat yang merokok di dalam rumah dan mengganggu kenyamanan penghuni rumah yang lainnya ( perokok pasif ). Untuk melindungi para perokok pasif dari bahaya asap rokok, warga masyarakat dusun Karangwetan desa Pundungsari berkomitmen untuk tidak merokok di dalam rumah dan menyediakan cecekan rokok di setiap rumah yang diletakkan d halaman depan, bertujuan untuk mematikan rokok sebelum masuk ke dalam rumah. Masyarakat juga mengembangkan pembentukan kawasan tanpa asap rokok di beberapa tempat, seperti di balai padukuhan, masjid, dan kendaraan carteran.
5. Seruan Cinta
Setiap rumah ada pancuran untuk cuci tangan secara tepat
Tujuan program ini adalah memasyarakatkan cuci tangan pakai sabun dan upaya pencegahan penyakit. Tangan merupakan salah satu organ tubuh yang menjadi masuknya kuman dan mikroba penyebab penyakit ke dalam mulut, hidung, dan organ tubuh lainnya. Selain itu tangan juga media untuk menyalurkan kuman dari manusia satu ke manusia lainnya.
Cuci tangan dengan sabun adalah cara untuk mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh. Untuk membiasakan masyarakat agar selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, di setiap rumah disediakan saran/tempat untuk cuci tangan dengan sabun.
6. Kuntum Kasih
Kangkung untuk mencukupi kebutuhan kalsium dan zat besi harian keluarga.
Tujuan program ini adalah pemanfaatan pekarangan untuk mendukung kecukupan gizi keluarga dalam pencegahan kasus stunting. Program ini merupakan gerakan yang berbasis pada ide/program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) dengan melakukan penanaman sayur kangkung di setiap rumah sebagai bahan pangan yang kaya dengan kalsium dan zat besi, sehingga diharapkan mampu mencegah kekurangan kalsium dan zat besi bagi ibu hamil. Asupan kalsium dan zat besi yang tercukupi akan mendukung kesehatan ibu hamil dan membantu perkembangan janin yang sehat Selain itu kangkung bisa menjadi salah satu bahan pangan pembuatan PMT Balita untuk memenuhi asupan gizi di periode 1000 HPK. Hal ini selaras dengan Program Penanggulangan Stunting yang sedang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.
7. Komitmen Ayah ASI
Tujuan program ini adalah dukungan keluarga terutama suami dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
Keberhasilan ASI eksklusif sangat sulit dicapai tanpa dukungan keluarga. Dukungan paling besar terletak pada sosok ayah. Komitmen ayak ASI merupakan komitmen seorang ayah untuk mendukung istrinya dalam pemberian ASI eksklusif baik dukungan mental, psikologis maupun hal hal kecil yang bisa meringankan beban istri.
8. Kang Paijo
Kandang di pekarangan minimal berjarak 10 meter dari sumber air.
Tujuan program ini adalah menjaga kualitas air bersih dan sanitasi lingkungan, merupakan program pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan level sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal, dengan cara menempatkan kandang ternak peliharaan berjarak 10 meter dari sumber air dan rumah. Apabila pekarangan tidak luas, maka didorong untuk membuat barrier atau pembatas agar kondisi rumah lebih higienis. Perbaikan sanitasi lingkungan juga merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan Kasus Balita Stunting, karena stunting juga bisa disebabkan oleh infeksi penyakit akibat buruknya sanitasi lingkungan.
9. Bank Satu Rasa
Bank sampah untuk kesejahteraan masyarakat
Program ini bertujuan untuk melakukan pemilahan sampah sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga. Sampah yang dapat diolah berupa sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk organik ini dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pupuk setiap rumah tangga yang telah memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menaman berbagai tanaman. Sementara untuk sampah anorganik dimanfaat dalam proses daur ulang menjadi produk lain. Untuk sampah anorganik ini dikumpulkan dari rumah ke rumah oleh Karang Taruna yang juga merupakan kelompok PIK Remaja desa Pundungsari, lalu dibawa ke pengepul daur ulang. Hasil penjualan ke pengepul digunakan untuk kesejahteraan dan kas Karang Taruna dan kegiatan PIK Remaja serta Posyandu Remaja.
10. Inal Inil Pedes
Instalasi pembuangan air limbah komunal solusi untuk masalah sanitasi lingkungan sentra industri rumah tangga pedesaan.
Tujuan dari inovasi ini adalah mencegah penularan penyakit dengan peningkatan kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta upaya agar air tanah tetap terjaga dari pencemaran.
Saluran pembuangan air limbah yang isinya adalah sisa sisa bahan makanan dan sebagainya akan mengundang serangga untuk masuk, jika saluran itu sampai terbuka akan mengakibatkan sanitasi yang buruk sehingga penularan penyakit cepat sekali karena kebersihan yang kurang. Selain itu, SPAL yang baik sangat diperlukan untuk menjaga agar peresapan limbah ke tanah tidak mencemari lingkungan dan air.
SPAL yang disarankan adalah tertutup, dan akan lebih baik dijadikan satu ( komunal ) yang sudah memenuhi baku mutu, seperti yang sudah dilaksanakan di sentra industri kerupuk pati ketela di dusun Karangwetan, Pundungsari. Keberadaan SPAL Komunal juga menjadi keunggulan tersendiri dalam kegiatan Lomba PHBS dan LBS ini.
Juru bicara Tim Penilai, Amarudin Latif, SST, mengatakan Tim Penilai sangat mengapresiasi program inovasi desa Pundungsari yang sangat bagus dan mengena. Lingkungan yang menjadi percontohan juga bersih dan tertata rapi serta setiap rumah melakukan kegiatan pemanfaatan pekarangan. Dukungan dan kemitraan dengan berbagai tokoh terlihat terjalin dengan cukup baik. Buku-buku administrasi komplit serta antusiasme masyarakat dalam lomba patut diacungi jempol. Yang menjadi catatan bagi tim adalah validasi dan cara pencatatan data dalam administrasi masih perlu diperbaiki, serta belum masuknya pembahasan Kawasan Tanpa Rokok dalam musdes serta belum terdanai oleh APBdes. Tim Penilai juga mendorong desa Pundungsari agar bisa mengikrarkan diri sebagai desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Di ujung pesan kesannya, Amarudin menanyakan kesiapan desa Pundungsari untuk maju nasional mewakili provinsi DIY dalam Lomba Lingkungan Bersih Sehat dan disambut dengan semangat oleh segenap warga, Tim Penggerak PKK dan pemerintah desa Pundungsari.
Sebelum maju dalam Lomba PHBS dan LBS kali ini, pada bulan September lalu desa Pundungsari juga terpilih mewakili kabupaten Gunungkidul dalam Lomba Hatinya PKK tingkat provinsi DIY. Dalam kesempatan itu, dipaparkan pula oleh Anjar Purbaningsih SIP yang mewakili TP PKK Desa Pundungsari mengenai hasil kegiatan program Hatinya PKK Desa Pundungsari. Hatinya PKK yang merupakan singkatan dari Halaman Asri Teratur Indah Nyaman Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, adalah pelaksanaan kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan penanaman Warung Hidup, Apotik Hidup, Lumbung Hidup dan Tabungan Hidup. Meski kegiatan penilaian Hatinya PKK dilaksanakan pada musim kemarau yang terkendala dengan ketersediaan air, tapi tidak menyurutkan semangat dan kerja keras segenap warga terutama pemerintah dan PKK desa Pundungsari dalam menggalakkan pemanfaatan pekarangan. Alhasil, kebutuhan gizi dan menu harian keluarga bisa tercukupi melalui pemanfaatan pekarangan ini.(*) [Dra Lilih Eryani, Koordinator PKB Semin]
1. Foto PHBS LBS 1: Penyuluh KB sekaligus wakil TP PKK desa Pundungsari menerima simbolis kesan pesan Tim Penilai Lomba PHBS dan LBS tingkat propinsi DIY
2. Foto PHBS dan LBS 3: pelaksanaan penilaian lapangan di dusun Karangwetan dalam Lomba PHBS dan LBS tingkat propinsi
3. Foto PHBS LBS 2: Segenap lintas sektor kecamatan Semin bersama PKK dan pemerintah desa Pundungsari dalam Lomba PHBS dan LBS
4. Foto HATINYA PKK: Penyuluh KB bersama Forkompimca Semin sesaat sebelum maju pemaparan profil Lomba HATINYA PKK tingkat provinsi DIY
4. Foto HATINYA PKK: Penyuluh KB bersama Forkompimca Semin sesaat sebelum maju pemaparan profil Lomba HATINYA PKK tingkat provinsi DIY
0 Comments