Untuk
hari Selasa ini adalah hari kedua pendidikan dan pelatihan yang berlangsung
dari Senin sd Rabu (23-25/09). Salah satu pemateri hari Selasa tersebut adalah
Sabrur Rohim, SAg, MSI, PKB Girisubo sekaligus salah satu ustaz di PP Al Hikmah
Karangmojo, Gunungkidul, yang menyampaikan materi tentang dimensi spiritual
lansia. Dimensi ini merupakan salah satu dari 7 dimensi lansia yang musti
dibangun oleh kader, oleh keluarga (yang punya lansia), atau oleh lansia
sendiri dalam rangka membentuk pribadi lansia yang tangguh dan mandiri juga
produktif.
Dalam
paparannya, Sabrur pertama-tama mengaitkan lansia dengan merebaknya kasus bunuh
diri di Gunungkidul yang per 24 September itu angkanya sudah lumayan banyak,
yakn 26 kasus, itu saja yang terlaporkan. Dikatakan Sabrur, bahwa dalam kasus
bunuh diri setidaknya ada 3 segmen yang berisiko melakukan bunuh diri, yakni:
(1) lansia yang hidup sebatang kara, (2) orang dengan penyakit menahun, serta
(3) orang yang gagal melakukan percobaan bunuh diri.
Oleh
karena itu, Sabrur berharap hendaknya para kader BKL di Kampung KB mendata
potensi lansia di wilayahnya masing-masing, dan jika ditemukan lansia yang
hidup sebatang kara, apalagi jika kebetulan juga menderita penyakit degeneratif
yang relatif lama, maka mereka menjadi segmen yang perlu perhatian intensif
dari para kader. Kita harus rajin dan tekun bersosialisasi, ngeruhke
(Jawa), untuk mengangkat eksistensi mereka sehingga bisa menjalani hidup dengan
penuh makna; mereka merasa dihargai, dimanusiakan, sehingga eksistensinya terangkat.
Penguatan
dimensi spiritual pada lansia, lanjut Sabrur, adalah bagaimana memberi
pengertian kepada lansia tentang tujuan hidup sejati, tentang sangkan
paraning dumadi, bahwa kita semua manusia berasal dari Tuhan dan pada
akhirnya suka atau tidak akan kembali kepada Tuhan, Allah SWT. Dengan kesadaran
dan wawasan seperti ini, harapannya lansia akan selalu bersikap tawakal, pasrah
kepada Allah, tetap produktif dan mendekatkan diri kepada Allah, dan tidak
takut dan khawatir akan adanya kematian, karena toh semua akan mati, dan
yang terpenting adalah bagaimana setiap manusia menyiapkan dirinya.
Sabrur
juga menyampaikan tips, bagaimana meningkatkan daya ingat lansia. Tips ini
bersumber dari khazanah keagamaan (Islam). Caranya, lansia disarankan agar
menghapalkan ayat-ayat suci sebagai zikir atau wirid harian. Tidak harus
surat-surat panjang, cukup yang pendek-pendek saja, kata Sabrur. “Banyak studi
membuktikan, bahwa menghapalkan ayat-ayat Alquran, surat-surat pendek, mencegah
lansia dari kepikunan. Ini masuk akal, karena dengan menghapal, otak akan
bekerja secara aktif, sehingga kita bisa terhindar dari dimensia,” terang
Sabrur.
“Untuk
mewujudkan lansia yang tangguh, dukungan dari lingkungan atau keluarga juga
tidak kalah penting,” lanjut Sabrur. “Dalam perspektif keagamaan, berbakti
kepada orangtua adalah amalan utama. Maka keluarga yang di rumahnya ada lansia
harus memahami ini. Kader harus menekankan hal ini, yakni pentingnya
menghormati dan menyayangi orangtua. Ridha Allah ada pada ridha orangtua, dan
murka Allah ada pada murka orangtua. Durhaka kepada orangtua adalah dosa besar
kedua setelah syirik (menyekutukan) kepada Allah.”
Sebelum
materi ditutup, Sabrur berpesan kepada para kader BKL agar mempraktikkan ilmu
dan informasi yang didapat hari ini, dihayati, diamalkan, dan ditularkan kepada
warga di Kampung KB, agar semakin banyak yang tahu tentang bagaimana menjadi
lansia sehat dan mandiri, produktif, bagaimana keluarga mengasuh lansia di
rumahnya, dst. Terakhir, Sabrur mengajak peserta pelatihan untuk melakukan
brain games, senam otak, yang berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan
merawat kesehatan mental.(*) [Sabrur Rohim, SAg, MSI, PKB Girisubo &
Pimred Cahaya Keluarga]
2 Comments
Vimin0cons-ku-Omaha Julie Black https://wakelet.com/wake/dWcQ5T_hJwT5DrypT29Wk
ReplyDeletepierenmapa
arphi0trepni Trisha Langston Camtasia Studio
ReplyDeleteAutodesk Maya
Everest
kickcontima