Kamis
(26/09) di Balai Dusun Temu, Pulutan, Wonosari berlangsung acara, Monitoring
dan Evalusasi (Monev) TNI Manunggal KB-Kesehatan Tingkat Provinsi DIY Tahun
2019, di mana untuk Kabupaten Gunungkidul merupakan putaran ke-4, sebelum
putaran kelima (terakhir) di Kabupaten Kulonprogo, Senin (30/09). Tim Monev
TMKK terdiri dari unsur Perwakilan BKKBN DIY, Korem 72 Pamungkas, Polda DIY,
serta Dinas Kesehatan.
Dipusatkannya
acara Monev TMKK di Temu karena sekaligus dalam rangka meresmikan Kampung KB
Temu, Pulutan, yang sebenarnya sudah dicanangkan sejak tahun 2018. Kampung KB Temu
dipilih sebagai lokasi seremoni TMKK Gunungkidul, karena dinilai sebagai model
Kampung KB yang berkembang sangat bagus dalam memajukan program KKBPK, hal mana
dalam pelaksanaan programnya di lini lapangan melibatkan tidak hanya unsur
pemangku kepentingan (stakeholder) bidang KB, tetapi juga unsur TNI dan
unsur bidang kesehatan. Masyarakat sangat antusias mendukung Kampung KB, dan
mereka terlibat aktif dalam pelbagai kegiatan yang menunjang program KKBPK di
dusunnya, yang didukung pula oleh pelbagai unsur dan sektor terkait baik di
tingkat desa ataupun kecamatan. Kegiatan-kegiatan rutin dilaksanakan dengan
baik dengan pelbagai segmen sasaran dari ibu hamil, balita, remaja, lansia, ibu
balita, keluarga yang punya remaja, keluarga yang punya lansia, keluarga yang
punya usaha, dan seterusnya. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan KKBPK aktif
dilangsungkan antara lain: Posyandu balita, BKB, BKR, BKL, Posyandu lansia,
PAUD, UPPKS, dst, di mana petugas-petugas yang terlibat dalam pembinaannya,
komunikasi, edukasi, dan informasi (KIE)-nya, bukan saja penyuluh KB—sebagai leading
sector-nya, tetapi juga bidan pembina desa dan Babinsa (bintara pembina
desa).
Di
Kampung KB Temu, sudah terjadwal secara rutin pertemuan Tribina sebulan sekali,
yakni BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja), dan BKL (Bina
Keluarga Lansia). Kadus Temu, Mohani, yang ditemui secara terpisah, mengatakan
bahwa kegiatan BKB terintegrasi dengan Posyandu balita dan pertemuannya
dilaksanakan setiap tanggal 7, BKR pertemuannya setiap tanggal 20, sedangkan
pertemuan BKL setiap tanggal 25. Lanjut Muhani, pertemuan kelompok usaha
produktif UPPKS diadakan setiap tanggal 10, sedangkan remaja yang tergabung
dalam PIK Remaja (PIK-R) mengadakan pertemuan setiap malam Ahad pahing. Untuk
jadwal-jadwal yang sudah regular tersebut, pada pelaksanaannya bisa berubah
jika kebetulan bertepatan dengan hari Sabtu
atau Ahad, diganti hari lain yang memungkinkan petugas pembina bisa datang sesuai jam kerja (PKB,
Babinsa, bidan pembina,
dll).
Pra-Acara
Sebelum
seremoni Monev TMKK dimulai, terlebih dulu diadakan beberapa pra-acara antara
lain: pembukaan kelambu papan nama Kampung KB Temu, inspeksi stand kelompok
UPPKS Anggrek, simulasi KIE oleh kelompok BKB Anggrek dan PIK Remaja CMW
(Cahaya Wira Muda), atraksi band oleh PIK-R CMW, atraksi seni gejok lesung oleh
kelompok BKL Sri Manganti, serta atraksi tari “Midat Midut” oleh salah satu
putri Dusun Temu, ananda Kholis Ramdani. Plt Kepala Perwakilan BKKBN DIY,
Rohdiana Sumariati, SSos, MSc, selaku Ketua Tim Monev bersama-sama dengan
Danramil Wonosari, Kapten Infantri Sunardi, menandai peresmian papan nama
Kampung KB dengan menarik kelambu. Kemudian Tim Monev berjalan menuju stand
UPPKS yang melapak aneka dagangan baik berupa makanan tradisional, sayur-mayur,
ataupun hasil kerajinan tangan. Banyak anggota Tim yang berbelanja, bahkan
dalam jumlah cukup banyak, sehingga membuat para pemilik stand yang notabene
merupakan ibu-ibu anggota UPPKS Anggrek merasa senang, karena dagangannya laku
banyak. Plt Kaper BKKBN DIY, Bu Rohdi (panggilan akrab beliau), bahkan sempat
bergabung bersama-sama ibu-ibu lansia BKL Sri Manganti untuk beratraksi gejok
lesung. Bu Rohdi, sembari menggerak-gerakkan, menabuhkan, alu, memberi
pesan lisan kepada ibu-ibu lansia agar selalu aktif berkegiatan seperti ini
(gejok lesung), supaya badan selalu fit dan sehat, sehingga menjadi lansia yang
produktif dan mandiri.
Tidak
berapa lama kemudian, acara seremoni pun dimulai. Setelah pembukaan yang
dipimpin oleh pembawa acara, semua hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan tampilan kader-kader IMP dan kader Yandu
Dusun Temu, dengan dirijen Sumartini, yang secara berturut-turut menyanyikan
lagu Mars KB, Mars Gunungkidul Handayani, Hymne Keluarga
Indonesia, serta Yel-yel Kampung KB Temu yang mengadaptasi dari lagu,
“Pamer Bojo”, karya sang Grandfather of Broken Heart, Didi Kempot. Lirik
lagu “Pamer Bojo” digubah sedemikian rupa dengan lirik-lirik anyar nan kreatif
yang menceritakan kemajuan-kemajuan program KKBPK di Kampung KB Temu. Tepuk
tangan membahana untuk mengapresiasi tampilan kader-kader Kampung KB Temu yang
sangat memukau itu.
Dukungan
Stakeholder
Sambutan
pertama disampaikan oleh Kades Pulutan, Agus Darmanta, SIP, yang pada intinya
menyampaikan apresiasi luar biasa atas prestasi yang telah dicapai oleh Kampung
KB Temu selama ini sehingga mendapat kesempatan yang langka ini, yakni menjadi
sampel kegiatan Monev TMKK tingkat DIY tahun 2019. “Saya dari pihak Pemerintah
Desa mendukung sepenuhnya, baik secara program maupun pendanaan di Kampung KB
Temu ini. Misalnya dari Kampung KB ada tawaran atau usulan program pemberdayaan
masyarakat yang membutuhkan suntikan atau stimulan dana dari ADD, nanti kami
siap mengalokasikan secara khusus, akan tetapi tentu saja harus melalui
Musrenbangdes dulu.”
Setelah
sambutan Kades Agus Darmanta, SIP, acara berlanjut paparan hasil kegiatan TMKK
yang disampaikan oleh Danramil Wonosari, Kapten Infantri Sunardi. Sunardi
mengatakan bahwa dasar kegiatan TMKK adalah Surat Perintah Dandim
0730/Gunungkidul Nomor Sprin/163/III/2019 tanggal 12 Maret 2019 tentang perintah
dan direktif untuk merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan serta
melaporkan kegiatan program KB Kesehatan TA 2019 di wilayah masing-masing; Pencanangan
Bakti Sosial KB Kesehatan Terpadu TA 2019 tingkat Provinsi oleh Gubernur DIY
dan Danrem 072/Pamungkas pada tanggal 21 Agustus 2019; serta Surat Perintah
Dandim 0730/Gunungkidul Nomor Sprin/958/VIII/2019 tanggal 29 Agustus 2019
tentang perintah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan melaksananakan Baksos
KB Kesehatan Terpadu TA 2019 di wilayah masing-masing.
Dalam
paparan pendahuluannya, Sunardi menyampaikan beberapa poin: pertama, bahwa
visi dan misi program KB adalah mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas serta mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan
dan pelembagaan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera; kedua, bahwa permasalahan
kependudukan yang sangat krusial jika tidak ditangani dengan baik, implikasinya
tidak hanya terpengaruh terhadap generasi muda tetapi juga hasil kinerja
pembangunan, maka dengan kemampuan yang di milikinya, TNI menjadi penggerak
masyarakat termasuk optimalisasi sarana pelayanan kesehatan yang ada di
lingkungan TNI dengan harapan dapat mendongkrak akses masyarakat terhadap
pembangunan dan KB; ketiga, bahwa berbagai upaya telah dilaksanakan
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah peningkatan
kualitas pelayanan kepada masyarakat agar memantapkan peran aktif seluruh
lapisan masyarakat secara maksimal dengan melalui Bakti TNI KB-Kesehatan
terpadu tahun 2019 diharapkan tercapai masyarakat sehat sejahtera dan yang
mandiri ditopang dengan semangat kebersamaan persatuan dan kesatuan dalam wadah
NKRI; dan terakhir, keempat, bahwa untuk mencapai hasil yang optimal
perlu adanya penggerakan disemua tingkat wilayah sejak dari perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan evaluasi.
Capaian Program KB
Kecamatan Wonosari,
lanjut Sunardi, memiliki batas sebagai berikut: Utara: Kecamatan Nglipar; Timur:
Kecamatan Karangmojo dan Semanu; Selatan: Kecamatan Tanjungsari; dan Barat:
Kecamatan Paliyan dan Playen. Kecamatan Wonosari memiliki luas wilayah : 75,52 Ha dengan jumlah desa
sebanyak 14 desa (desa Baleharjo, Duwet, Gari, Karangrejek, Karang tengah,
Kepek, Mulo, Piyaman, Pulutan, Selang, Siraman, Wareng, Wonosari, dan Wunung).
Kecamatan Wonosari terdiri dari atas 27.322 KK, dengan jumlah KK
Laki-laki: 23.297 KK,
KK Perempun: 4.025 KK,
Jumlah Penduduk: 87.078 jiwa, terdiri atas penduduk laki-laki: 43.195 jiwa dan penduduk perempuan: 43.663 jiwa.
Jumlah PUS
di Kecamatan Wonosari: 13.286, hal mana PUS ikut KB sebanyak: 9.808 (73.82%),
dengan rincian per mix kontrasepsi sbb:
1. peserta KB IUD: 2.469;
2. peserta KB MOW: 422;
3. peserta KB MOP: 56;
4. peserta KB Kondom: 666;
5. peserta KB Implan: 586;
6. peserta KB Suntik: 4.427; dan
7. peserta KB Pil: 1.182.
Adapun
jumlah PUS belum ikut KB : 3.478, dengan pelbagai alasannya, adalah sbb: hamil (H): 436, ingin anak segera (IAS): 1.470, ingin anak ditunda (IAT): 720, tidak ingin anak lagi (TIAL): 852.
Dalam
menunjang Keberhasilan Program KKBPK di Kecamatan Wonosari, menurut Sunardi,
terdapat potensi kelembagaan sbb: 5 orang Penyuluh KB dan 1
orang Pramusaji, PPKBD: 14, Sub PPKBD:
103, Kelompok KB: 618, jumlah BKB: 18 kelompok, jumlah BKR: 9 kelompok, jumlah BKL: 10 kelompok, jumlah
PIK R: 13 kelompok, dan jumlah UPPKS: 32 kelompok.
Adapun permasalahan
yang dominan dalam pelaksamaam program KKBPK di Wonosari, menurut Sunardi,
adalah sbb: (1) peserta KB MOP masih rendah; (2) tingkat partisipasi dalam
pertemuan kegiatan non fisik belum maksimal; serta (3) belum semua sektor mampu merespon
permasalahan yang ada di kampung
KB.
Untuk
menangani masalah-masalah tersebut, upaya pemecahan masalah yang direncanakan
antara lain: (a) melakukan KIE kepada
sasaran langsung (PUS), maupun tidak langsung tentang metode kontrasepsi mantap
(MOP); (b) melakukan KIE yang lebih menarik , media KIE yang mudah dipahami,
advokasi tokoh formal , informal, konseling; serta (c) melakukan komunikasi dan
advokasi dengan lintas sektor.
Di dalam
implementasinya, setidaknya dalam kurun 2019 ini, jajaran PKB di Kecamatan
Wonosari bersama dengan instansi Danramil dan UPT Puskesmas/BPS telah
melaksanakan pelbagai kegiatan di antaranya: Musyawarah Desa Kampung KB
(setiap bulan sekali), pembinaan ketahanan keluarga melalui penguatan Tribina
[BKB, BKR, &BKL] (setiap bulan sekali), pembinaan kesejahteraan keluarga
melalui pelatihan kelompok UPPKS, pembinaan Posyandu balita, sosialisasi Germas,
pelayanan kesehatan dasar, imunisasi bayi, imunisasi bumil, pemeriksaan persalinan,
perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pelayanan KB MKJP, serta monitoring dan evaluasi TMKK
tahun 2019.
“Alhamdulillah,”
kata Sunardi, “antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam pelbagai kegiatan yang
kami lakukan. Masyarakat menyambut baik kesatuan atau kemanunggalan TNI dengan
bidang KB, dengan bidang kesehatan, dalam bersama-sama melayani masyarakat
melalui penyuluhan, pendampingan, bahkan terlibat langsung dalam
kegiatan-kegiatan riil di masyarakat terkait dengan program KKBPK.”
“Khusus untuk
program KB, hasilnya
sangat luar biasa,” lanjut Sunardi. “Untuk kesertaan KB baru, misalnya, dari
PPM 1696 peserta, sejauh ini per bulan Agustus 2019 sudah tercapai 1161 peserta atau 68.45%, dengan rincian sbb:
1. PPM IUD 345, realisasi
445 (127.51%);
2. PPM MOW 30, realisasi 26 (86.66%);
3. PPM Implan 212, realisasi
74 (34.91%);
4. PPM MOP 8, realisasi 0
(0.00%);
5. PPM Suntik 920, realisasi
253 (27.50%);
6. PPM Pil 132, realisasi 66
(50%); dan
7. PPM Kondom 45, realisasi
297 (660%).
Yang
menggembirakan dari data ini, bahwa capaian MKJP IUD sangat tinggi yakni lebih dari 100%, sedangkan MOP sangat
memprihatinkan karena belum tercapai satu peserta pun.”
Sunardi
juga menyampaikan data hasil baksos pelayanan KB yang dilaksanakan hari itu di
BPS Sularsi, Trimulyo II, Kepek, Wonosari, sebanyak 52 akseptor IUD dan 67
akseptor implan, dengan distribusi per desa sbb: Wunung 11 akseptor, Siraman 8
akseptor, Wonosari 7 akseptor, Siraman 12 akseptor, Kepek 5 akseptor, Baleharjo
3 akseptor, Gari 22 akseptor, Pulutan 4 akseptor, Karangtengah 3 akseptor, Karangrejek
11 akseptor, Wareng 14 akseptor, lain-lain: 19.
Sudah Sangat
Memuaskan
Plt Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Rohdiana Sumariati,
SSos, MSc, sebelum menyampaikan sambutannya terlebih dulu mengenalkan personil
Tim Penilai, yakni:
1. Mayor Inf. Heri Manuadi
(Korem 072 Pamungkas)
2. Mayor Kes dr.Yudi A. Eka
Putra, Sp.OG (K) Onk.M.Kes (RSPAU Hardjolukito)
3. Kompol I Made Muliawan,
SE (Polda DIY)
4. Yustinus Tri Wibowo, SKM
(Diknes DIY)
5. Hj.Sri Herwati, SH,MSi
(TP PKK DIY)
6. Dra. Kanthi Aryekti,
M.Kes (Perwakilan BKKBN DIY)
7. Sihana, SPd (Perwakilan
BKKBN DIY)
8. Nur Solikhatun,S.Gz
(Perwakilan BKKBN DIY)
9. Isnain Aminuddin,S.Sos
(DP3AP2 DIY)
10. Kapten CKM Yulianto
(Denkesyah 04.04.02 Yogyakarta)
11. Ny.Asli Harjanto (Persit
Kartika Chandra Kirana Korem 072 Pamungkas)
12. Ny. I Made Alit Yudhana
(Persit Kartika Chandra Kirana Korem 072 Pamungkas)
13. Titis Hayu Septina, S.St
(Lanud Adisujipto)
14. Harum Lestari, AMd.Keb
(Lanal Yogyakarta)
15. Ahmad Affandi. SH. MA
(Perwakilan BKKBN DIY)
16. Wawan Tri Nugroho, SE
(Perwakilan BBKBN DIY)
17. Cinthia Diandra Januar
Saputri,S.Psi (Perwakilan BKKBN DIY)
18. Jangkung Wahyudi (Korem
072 Pamungkas)
19.
Gunawan
Junianto (Korem 072 Pamungkas)
Selanjutnya, dalam sambutannya Rohdiana menyampaikan
kepuasannya atas segala persiapan serta sambutan yang telah diberikan oleh Kecamatan
Wonosari, terlebih khusus lagi Dusun Temu dan Desa Pulutan, Wonosari, di dalam
rangka kegiatan Monev TMKK kali ini, di mana untuk Gunungkidul dipusatkan di
Kampung KB Temu, Pulutan. Rohdi mengatakan, tujuannya TMKK yang dilaksanakan
setiap tahun antara Juli-September, tak lain untuk mengupayakan percepatan
pencapaian kesertaan KB Baru, KB Aktif, Ketahanan Keluarga dan berbagai upaya
pengendalian penduduk khususnya di DIY. "Pencanangan ini juga sebagai
bukti nyata bahwa kita semua berniat baik dalam pelbagai upaya sinergisitas
mencapai program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di DIY," kata
Rohdi.
“Apa yang disampaikan
oleh Saudara Danramil melalui paparannya tadi, bagi saya itu sudah merupakan
pencapaian yang luar biasa. Sebab, kalau kesertaan KB baru sudah di angka 68.45% dan
kesertaan KB aktif di angka 73.82%, itu sudah sangat bagus, dan saya berharap sampai akhir
tahun nanti benar-benar bisa mencapai target yang ditentukan,” kata Rodhiana.
“Setelah tadi melakukan pemeriksaan, inspeksi, ke stand-stand kegiatan,
saya lihat semuanya sudah berjalan sangat baik dan lengkap. Posyandu balita
ada, Posyandu lansia ada, Tribina (BKB, BKR, BKL) ada, PIK Remaja ada, juga
UPPKS dan poktan-poktan lain, semuanya sudah lengkap da nada jadwal-jadwal
pertemuannya secara rutin. Dalam simulasi tadi, kelihatan sekali bahwa para
kader sudah sangat terampil dan bagus dalam memberi KIE, begitupun anggota atau
peserta kegiatannya sangat antusias dan aktif mengikuti kegiatan. Saya berharap
kegiatan ini terus berlangsung di Kampung KB Temu, dan petugas selalu
memberikan pendampingan dan pembinaan, yakni PKB dengan dibantu oleh semua
lintas sektor terkait di sini, khususnya adalah dari instansi Koramil dan UPT
Puskesmas.”
Poin
penting lain yang disampaikan oleh Rohdi adalah penegasan sekali lagi, bahwa
program Kampung KB adalah bersifat lintas sektor, sehingga sering juga disebut
sebagai “program kroyokan”. Maksudnya, jelas Rohdi, bahwa yang terlibat dalam
kegiatan Kampung KB, khususnya dalam pendampingan, pembinaan, pengarahan, atau
apa pun bentuk intervensilainnya, seyogianya bukan BKKBN saja—yang dalam hal
ini direpresentasikan oleh PKB pembina desa, tetapi juga dari sektor atau lini
lain yang terkait. “Sebab, sesungguhnya tugas mewujudkan kesejahteraan
masyarakat bukan semata-mata urusan BKKBN, tetapi tugas dan kewajiban semua
sektor dan elemen,” pungkas Rohdi.
Keluarga Berkualitas akan Tingkatkan Ketahanan Nasional
Pada kesempatan
yang sama, perwakilan dari Korem
072 Pamungkas Mayor Inf Heri Manuadi, mengatakan bahwa sesuai UU No 34 Tahun 2004, TNI dalam tugasnya melaksanakan
tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan Operasi Militer Perang. Di dalam
OMSP ada beberapa tugas yang dilaksanakan, diantaranya
membantu Pemerintah melaksanakan program KB. Kerjasama BKKBN dan TNI tertuang
dalam nota kesepahaman yang berlaku sejak tahun 2014. Dalam penguatan
pencapaian sasaran program KB dan Kesehatan setiap tahun dilaksanakan di
Kodim-kodim di mana di DIY
terdapat 5 Kodim. Kedepannya, ujar Heri, Korem 072
Pamungkas berharap bantuan dari semua pihak yang terkait, sehingga sasaran dan
tujuan yang ditetapkan bersama dapat berjalan dan mampu meningkatkan taraf
hidup masyarakat di lingkungan masing-masing.
Kembali ke wawasan tentang Operasi
Militer Selain Perang (OMSP) tadi, papar Heri, disampaikan
bahwa keberhasilan Program KKBPK merupakan
investasi jangka panjang. Apabila sasaran program KKBPK tersebut dilaksanakan
dan diimplementasikan dengan baik, maka nantinya akan terbentuk
keluarga-keluarga yang berkualitas. Keluarga-keluarga berkualitas tersebut merupakan
embrio dan kerangka untuk menjadi negara yang hebat dan kuat. Adanya keluarga
yang berkualitas juga akan meningkatkan ketahanan nasional. Oleh karena itu,
upaya percepatan sasaran program KKBPK juga menjadi hal penting yang harus
dilakukan oleh TNI yang notabene memiliki tugas untuk menjaga stabilitas
keamanan Negara dan meningkatkan ketahanan nasional.
“Untuk itu, meski telah sekian lama bersinergi
dengan TNI, melalui pencanangan TMKK ini BKKBN terus menerus menambah kapasitas
baik pengetahuan dan ketrampilan para jajaran Babinsa dan Persit Chandra Kirana
agar semakin mantap dalam menyukseskan program KKBPK di lini lapangan. Hasilnya,
diharapkan TNI semakin memberikan kontribusi yang strategis dalam percepatan
capaian program. Terlebih lagi dengan adanya Kampung KB, sinergitas TNI,
Polri, BKKBN dan mitra-mitra terkait kini memiliki wadah yang konkret. Apabila
keberadaan Kampung KB dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, banyak
permasalahan dalam kelompok-kelompok masyarakat yang dapat diselesaikan secara
bergotong royong. Masyarakat pun semakin mendapatkan manfaat akan keberadaan
Kampung KB serta program-program pemerintah yang ada di dalamnya,” papar Heri.
Heri
menambahkan bahwa tema pelaksanaan TMKK tahun 2019 ini adalah, “Untuk Mencapai
Cakupan Kesehatan Semesta Kita Tingkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan KB
Kesehatan di Seluruh NKRI”. Aplikasinya, kata Heri, adalah dengan pelbagai
rangkaian kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan, diantaranya melakukan
peningkatan frekuensi dan kualitas advokasi dan KIE Program KKBPK, peningkatan
sosialisasi Kampung KB, peningkatan penggerakan tokoh masyarakat, tokoh agama,
mitra kerja, IMP dan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan program Kampung KB,
melakukan pelayanan KB di fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan reproduksi,
pelayanan kesehatan reproduksi remaja, kelangsungan ibu bayi dan anak serta
peningkatan partisipasi KB pria. Selain itu ada juga kegiatan peningkatan
keaktifan posyandu, Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera, Pusat Informasi dan
Konseling Remaja, serta Kelompok BKB, KBR, BKL dan UPPKS, peningkatan kelompok
KB pria, penyuluhan program Genre, peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku
keluarga yang mempunyai lansia dan rentang tentang lansia tangguh, memberikan
pembinaan ketahanan keluarga, pemberdayaan ekonomi keluarga dan kemandirian
ber-KB bagi anggota kelompok, memberikan orientasi bagi pengelola dan pelaksana
program KKBPK kepada Danramil, babinsa, yang ditunjuk sebagai mitra PKB/PLKB.
"Tujuannya, tentu kita ingin
mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan Nasional (Nawacita) yaitu membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam rangka
memperkuat persatuan, meningkatkan kualiltas hidup manusia Indonesia serta
Revolusi Karakter Bangsa," bebernya.
Tak
hanya itu, lanjut Heri, kerjasama dalam TMKK ini juga sebagai upaya untuk
penguatan dan percepatan pencapaian sasaran Program KKBPK serta percepatan
pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) DIY tentang pencapaian peserta KB
Baru dan KB Aktif tahun 2019 serta peningkatan indeks Pembangunan Manusia.
Melawan Egoisme
Sambutan berikutnya dari
Bupati Gunungkidul, yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Sosial Kemasyarakatan,
Siti Isnaini Dekoningrum, SH. Bu Ning, panggilan akbrabnya, menyampaikan maaf
atas nama Bupati dan Kepala DP3AKBPMD Gunungkidul yang berhalangan hadir,
disebabkan padatnya acara hari itu. Atas nama Bupati, beliau menyampaikan
apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara akbar ini, sebagai wujud
komitmen bersama antar lini dan sektor di Kabupaten Gunungkidul untuk
bersama-sama mensukseskan program KB. Bu Ning menyampaikan rasa bangganya,
karena sebagaimana dipaparkan sebelumnya, bahwa capaian-capaian program sebagai
hasil kerja kemanunggalan TNI dengan KB dan kesehatan cukup signifikan,
sehingga ini tentu menjadi salah satu indikator keberhasilan kerja dari semua
instansi terkait, khususnya DP3AKBPMD, Kodim, dan Dinas Kesehatan Gunungkidul,
yang diturunkan ke bawah melalui petugas lapangan KB, Babinsa desa, serta bidan
pembina wilayah.
Bu Ning juga
menjelaskan bahwa program KKBPK, yang dulu lebih dikenal sebagai program KB,
sebenarnya sudah lama dikenalkan, digaungkan oleh pemerintah, khususnya selama
masa Orde Baru. “Sejak saya kecil, saya sudah sering mendengar iklan program KB
di radio. Itu sangat membekas di benak dan pikiran saya, dan kemudian sampai
saat saya menjadi PNS di Gunungkidul hingga saat ini, pesan atau wawasan
tentang program itu terus tertanam. Saya pun sangat setuju dengan program KB.
Apalagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sendiri yang sekarang sedang gencar
melaksanakan pembangunan di segala lini. Masalah pengendalian penduduk ini
tentu sangat penting diperhatikan. Sebab, jika populasi penduduk Gunungkidul
tidak dikendalikan, betapa berat masalah akan dihadapi oleh Pemerintah,
khususnya dalam menyediakan sarana-sarana seperti pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja, pangan, papan, dan sebagainya. Anak saya sendiri alhamdulillah
sudah dua, laki-laki dan perempuan. Saya juga sangat yakin, bahwa saya bisa
punya anak lebih dari dua. Tetapi, jika saya melakukan itu, tentu saya namanya
egois, mementingkan keinginan sendiri ketimbang kepentingan orang banyak.
Sebab, ketika kebanyakan orang berkomitmen untuk punya anak sedikit dengan pertimbangan
untuk meminimalisasi beban kolektif, saya justru menambah beban itu,” ujar Bu
Ning.
Pulutan Pilihan Tepat
Dalam sambutan pelepasan
tim Monev TMKK, Camat Wonosari pertama-tama juga sangat mengapresiasi kerja PKB
dan lintas sektor di wilayah Wonosari yang selama beberapa bulan ini sangat
aktif melakukan KIE, pembinaan, dan sebagainya untuk meningkatkan peran dan
partisipasi masyarakat dalam program KKBPK. Dipilihnya Pulutan, atau lebih
khusus lagi Kampung KB Temu, sebagai kawasan sampel untuk monev TMKK, menurut
Camat, juga merupakan suatu pilihan yang tepat. “Sebab,” lanjut Camat, “belum
lama sebenarnya Desa Pulutan sekian lama ini identik sebagai desa tertinggal,
desa kurang maju. Tetapi, tidak perlu menunggu lama, hanya dalam kurun 1 sampai
2 tahun, kini Pulutan dikategorikan sebagai desa maju. Jadi memilih Temu
sebagai dusun sampel, itu bukan semata-mata faktor kampung KB-nya, tetapi lebih
dari itu Pulutan sendiri memang sangat memenuhi syarat untuk menjadi desa
percontohan dalam hal peran serta dan partisipasi masyarakat dalam membangun
desa.”
Camat
juga mengatakan, bahwa dengan melihat progres yang dicapai oleh Wonosari
melalui TMKK ini, yang secara khusus mengajukan Kampung KB Temu, Pulutan,
sebagai sampel, maka sesungguhnya amat layak jika Gunungkidul menempati
nominasi pertama dalam Monev TMKK tahun 2019 ini. “Hasil yang dicapai sudah
bisa kita lihat sendiri, bahwa dari pelbagai indikatornya, semuanya sudah bagus
dan berjalan dengan sangat baik. Jadi sangat layak kalau kita meraih nominasi
pertama,” ujar Camat disambut tepuk tangan hadirin.
Khatimah
Akhirnya, mengutip pernyataan Gubernur DIY yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial
Budaya dan Kemasyarakatan Drs Tri Mulyono MM, mewakili Gubernur saat
mencanangkan kegiatan, Bakti Sosial TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) DIY
tahun 2019, di Auditorium LPP Yogyakarta Jl Urip
Sumoharjo, Yogyakarta, Rabu (21/8), kita semua berharap bahwa, “kegiatan Bakti Sosial TNI Manunggal KB Kesehatan
(TMKK) DIY tahun 2019 yang sudah dijalankan dengan penuh semangat, penuh
sinergisitas antara TNI, Perwakilan BKKBN DIY, Pemerintah Provinsi dan sektor
terkait lainnya, dalam sekala yang lebih besar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dapat berkontribusi memastikan keselamatan ibu hamil untuk
mengurangi kejadian kematian, dan lebih khusus lagi meningkatkan kualitas
keluarga lewat kampung KB di wilayah yang kumuh dan miskin. Kegiatan TMKK yang
dilaksanakan secara terpadu antara TNI, BKKBN dan pihak terkait lainnya ini
merupakan bukti bahwa TNI tanggap siap melayani masyarakat dalam berbagai
kesempatan yang sejatinya menjadi roh TNI sejak dulu.” Semoga.(*) [Reportase oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI, langsung dari lokasi dan dari pelbagai
sumber lain]
2 Comments
OcoscharYcia_bu Jennifer White https://wakelet.com/wake/r21xfBP1e-B7sKLL39JzM
ReplyDeleteesofesat
0atacflexpa Luke Muller Autodesk 3ds Max
ReplyDeleteMicrosoft Visio Professional
Driver Genius
clasallami