Pada Selasa
(18/6) telah dilaksanakan pertemuan kader IMP Desa Sumberwungu Kecamatan Tepus,
yang dihadiri oleh Koordinator PKB Kecamatan Tepus, PPKBD, Sub PPKBD dan Kader
Kelompok KB dan PKK se-Desa Sumberwungu. Acara dibuka oleh Suyatmi, kader Sub
PPKBD selaku pembawa acara dengan berdoa
bersama menurut agamanya masing-masing.
Acara dilanjutkan
menyanyikan lagu Mars PKK dan Mars KB yang dipandu oleh kader kelompok
KB, kemudian dilanjutkan penyampaian materi yang berjudul Mitos dan Fakta Alat Kontrasepsi KB oleh Edy Subambang, SSos,
Koordinator PKB Kecamatan Tepus.
Kata Edy, mitos-mitos
tentang alat kontrasepsi KB yang berkembang dalam masyarakat, al:
Mitos: Kontrasepsi
mencegah kehamilan secara permanen. Ini tidak benar.
Fakta: Hanya
metode MOP dan MOW yang tidak mudah
dikembalikan ke semula dengan rekanalisasi yang membutuhkan biaya mahal. Akseptor
bisa segera hamil setelah berhenti tidak memakai kontrasepsi. Kecuali dengan
metode suntik 3 bulanan kembali kesuburan membutuhkan waktu lebih lama.
Mitos: Vasektomi
dapat membuat suami impoten. Vasektomi sama dengan kebiri.
Fakta: Vasektomi
tidak akan menyebabkan suami loyo atau menjadi impoten. Sebab syaraf-syaraf dan
pembuluh darah yang berperan dalam proses ereksi berada di batang penis,
sedangkan tindakan di sekitar buah zakar. Kebiri adalah pemotongan/pembuangan
buah zakar sehingga tidak bisa memproduksi sperma. Sedangkan vasektomi hanya
pemotongan saluran sperma kiri dan kanan saja sehingga cairan mani yang
dikeluarkan saat ejakulasi tidak mengandung sperma.
Mitos: Ibu-ibu
yang pra-menopause tidak bisa hamil, tidak perlu KB.
Fakta: Ibu
yang memasuki masa menopause sekitar usia 40 tahunan masih memiliki peluang
untuk bisa hamil, meskipun peluangnya lebih kecil, namun resikonya lebih besar
terhadap anak yang dikandungnya dan pada ibu sendiri.
Mengakhiri
materinya, Edy mengatakan bahwa bagi ibu-ibu yang berusia 40 tahunan yang tidak
menginginkan anak supaya memakai alat Kontrasepsi KB.
Selanjutnya
disampaikan materi tentang stunting oleh Sri Sugiyarti, PPKBD Desa Sumberwungu.
Kata Sri, stunting adalah kondisi tinggi anak yang lebih pendek dari tinggi
badan seumurannya, karena stunting akibat dari kekurangan gizi dalam waktu lama
pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Oleh sebab itu, ujarnya,
perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil perlu diperhatikan, pemeriksaan ibu
hanil minimal 4 kali serta mendapat tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan.
Mengakhiri
penyampaiannya, Sri mengatakan untuk mencegah anak stunting dalam kegiatan Posyandu
perlu ditingkatkan dengan penyampaian materi tentang pola asuh yang baik kepada
ibu yang punya balita.
Acara
diakhiri dengan berdoa bersama-sama menurut agamanya masing-masing dipimpin
oleh pembawa acara.(*) [Edy Subambang,
SSos, BPKB Tepus]
1 Comments
Promo www.Fanspoker.com :
ReplyDelete- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||