Bertempat
di Aula Pertemuan Puskesmas Playen II, Jumat (3/8), Camat Playen, Muh Setyawan
Indrianto, SH, MSi, didampingi Kapolsek, Danramil, Kepala KUA, Ketua Tim PPKK Kecamatan,
Kepala Desa se-wilayah Puskesmas Playen II, Kepala Sekolah MIN Bleberan,
Koordinator PKB, serta seluruh ketua kader Kesehatan, menanggapi acara wawancara
lintas sektor dalam rangka Akreditasi Institusi Puskesmas Playen II. Ini hari
ketiga setelah sebelumnya di hari pertama tanggal 1 Agustus dilakukan penilaian
akreditasi internal Puskesmas terhadap karyawan dan penelusuran dokumen
administrasi, UKM, dan UKP. Kemudian di hari kedua dilakukan klarifikasi serta penelusuran dokumen dan kegiatan di lapangan
dengan sampel di kegiatan Posyandu Balita Dusun Dengok dan peninjauan
pelaksanaan kegiatan Gardu Jawara (Gerakan Terpadu Sehat Jiwa dan Raga)
terhadap pasien ODGJ di desa Bleberan. Pada hari ketiga ini dilakukan
klarifikasi kegiatan di hari kedua, kemudian disusul dengan wawancara terhadap para
pemangku kepentingan di lintas sektor.
Syamsur
Manda, SKM, MKes, selaku Ketua Tim Surveior yang membidangi administrasi manajemen,
menyampaikan rasa terimakasih atas kerjasamanya dari stakeholder sehingga
bersedia menanggapi Tim di Puskesmas Playen II ini. Beliau menyampaikan bahwa
tujuan akreditasi ini untuk meningkatkan mutu pelayanan di bidang kesehatan
serta untuk meningkatkan keselamatan pasien melalui pelayanan kesehatan tingkat
pertama sampai mendeteksi pelayanan ditahap berikutnya hingga pasien pulang
kembali dalam kondisi sehat. Tujuan berikutnya akreditasi ini adalah untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kesempatan
berikutnya adalah dr Threesje Torry yang membidangi UKM, di mana beliau menyampaikan
pertanyaan-pertanyaannya secara bergiliran kepada Camat sampai kader kesehatan.
Kesempatan
pertama disampaikan kepada Camat Playen yang menyatakan bahwa instansi
pemerintah kecamatan selalu berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program
di Puskesmas Playen II. Dukungan ini dibidang regulasi yang dilakukan sejak
perencanaan program (melalui Musrenbang Tingkat Desa-Kecamatan), monitoring
pelaksanaan kegiatan dalam bentuk kegiatan lokakarya mini tribulanan sampai
evaluasi dan tindak lanjut terhadap temuan permasalahan dan pemecahannya. Bukti
nyata tanggungjawab Camat terlihat dari peran Camat di dalam memimpin kegiatan
rapat perencanaan sampai evaluasi secara menyeluruh. Contoh regulasi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat misalnya: peraturan larangan merokok
di tempat dan acara yang bersifat umum, seperti lingkungan rumah sakit,
lingkungan sekolahan, rapat perkantoran.
Kapolsek
Playen, M Yusuf Tianotah, menyampaikan kontribusi positif Polsek Playen dalam
mendukung kegiatan Puskesmas Playen II, misalnya ketika ada insiden kasus bunuh
diri, orang gila yang mengamuk, dan sejenisnya, maka akan ditangani secara
bersama dengan protap yang ada.
Sedangkan Danramil
Playen menyampaikan kerjasama positif dengan Puskesmas Playen II, misalnya ketika
Koramil akan melaksanakan bhaksos, maka dibutuhkan data tertentu yang diambil
dari Puskesmas.
Giliran
pertanyaan berikutnya disampaikan oleh surveior terhadap peran PKK di dalam
kegiatan program di Puskesmas. Inayati Hasanah ED, SKm, MKes, selaku ketua Tim
Penggerak PKK Kecamatan Playen dengan gamblang memaparkan peran PKK meliputi: Pembinaan
kader kesehatan secara berkala di pertemuan PKK Kecamatan melalui Pokja II
meliputi kegiatan kelompok BKB, PAUD, Posyandu dsb. Kegiatan Pokja IV meliputi
penanganan gizi buruk, pencegahan stunting, BGM, kesehatan, dan kebersihan
lingkungan, dsb.
Sesi
ketiga, surveior meminta masukan dari peran kepala desa dalam pelaksanaan
program di Puskesmas. Kesempatan ini dijawab oleh Drs Supardal, selaku Kepala Desa
Ngleri. Beliau menyampaikan peran penting pemerintah desa di dalam kegiatan di
Puskesmas. Beliau menuturkan program di Puskesmas dirancang melalui rapat
koordinasi musyawarah dari tingkat dusun (Musyawarah Dusun) dilanjutkan ke Musdes
(Musrenbangdes). Hasil dari Musrenbangdes ini akan menjadi pijakan untuk
membuat usulan program kegiatan beserta anggarannya. Misalnya Desa Ngleri telah
menganggarkan melalui APBDes-nya untuk kegiatan kesehatan sebesar 10 % melalui
kegiatan PKK yang di dalamnya meliputi kegiatan BKB, BKR Yandu Balita, Yandu
Lansia, anggaran penyuluhan kesehatan reproduksi sehat, penyuluhan HIV/AIDS, narkoba
, jambanisasi, rumah sehat, jumantek, anggaran untuk operasional kader
kesehatan, dsb.
Giliran
sesi keempat, masukan disampaikan dari kader kesehatan yang diwakili oleh Paryanti
dari Desa Getas. Disampaikan peran kader untuk melaksanakan program di
Puskesmas Playen II cukup besar, misalnya:
- Terjun secara langsung dalam pemantauan jentik (Jumantik);
- Melaksanakan penyuluhan dan pelayanan di kegiatan Posyandu balita dan lansia;
- Ikut membantu mensukseskan kegiatan SDIDTKB, pendampingan pasien TB;
- Melaksanakan kegiatan posyandu khusus ODGJ
Ketertarikan surveior pada
keterangan Paryanti, maka beliau menanyakan lebih lanjut tentang Yandu khusus
ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Dijelaskan bahwa Posyandu khusus ODGJ itu
baru ada di desa Getas dengan sasaran 60 orang, namun yang aktif hadir baru
sekitar 38 orang. Dalam kegiatan yandu
khusus ODGJ ini dilakukan penimbangan BB, pengukuran TB, pengukuran tensi
darah, kegiatan relaksasi, cek kesehatan
fisik serta konseling kejiwaan yang di laksanakan oleh petugas puskesmas.
Dr Utin Tita Juniarti, surveior
yang berasal dari Jawa Barat mengakhiri pertemuan ini dengan menjelaskan
manfaat dari Survey Mawas Diri (SMD), yaitu dengan kegiatan SMD oleh Puskesmas
akan didapat permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dari permasalahan
tersebut dibuatlah prioritas penanganannya oleh stakeholder masyarakat bersama
petugas puskesmas. Di sini peran koordinasi lintas sektor diperlukan sehingga
pemecahan masalah kesehatan dilakukan secara terpadu, menyeluruh, saling
sinergis dalam kemitraan.(*) [Edy
Pranoto, Direktur BPKB Playen]
0 Comments