Sabtu (28/4) PIK-R Kembang Brayan SMP N 1 Girisubo mengadakan kegiatan out bond di area Tahura (Taman Hutan Rakyat), Wanagama, Gunungkidul. Total pesertanya adalah 28 orang, terdiri dari 25 pengurus PIK-R Kembang Brayan, dua orang guru pendamping, dan satu PKB.
Menurut pembina PIK-R, Lsitiana Indawati, SPdI, kegiatan outbond ini merupakan acara rutin setiap periode kepengurusan PIK-R. Tujuannya selain untuk acara KIE di luar, juga dalam rangka penyegaran kembali (refreshing) setelah aktivitas organisasi, di mana awal April lalu baru saja mengikuti kegiatan lomba PIK-R tingkat provinsi DIY, dan PIK-R Kembang Brayan mewakili Kabupaten Gunungkidul.
Anak-anak berangkat dengan mengendarai satu anakbus, start dari Girisubo jam 07.00 WIB dan sampai ke lokasi Tahura Wanagama sekitar jam 08.00 WIB. Acara pun segera dimulai, setelah sejenak anak-anak melakukan pengenalan lingkungan sekitar. Banyak wahana dan arena game di Tahura Wanaga, sehingga memudahkan anak untuk mencoba berbagai jenis permainan. Pertama-tama, anak-anak pengurus dan anggota PIK-R bersama-sama melakukan pengambilan video Salam GenRe, yel-yel Kembang Brayan, permainan pesan berantai, kemudian perlombaan video klips. Dalam lomba video klips ini, anak-anak dibagi menjadi 4 regu, dicampur laki-laki dan perempuan. Masing-masing regu atau kelompok beratraksi menyanyikan sebuah lagu sambil memperagakan ilustrasi kandungan lagu tersebut.
Selesai lomba video klips, kegiatan dilanjutkan dengan pengayaan wawasan atau materi tentang teknik konseling yang diisi oleh Miyanto, SPdI, seorang pegiat hipnoterapi. Dalam sesi ini, anak-anak diberi tips atau trik bagaimana memberi konseling yang baik kepada teman sebaya yang punya masalah. Dijelaskan oleh Mas Mio, begitu panggilan akrabnya, bahwa salah satu teknik terbaik dalam kegiatan konseling adalah menjadi pendengar yang baik. "Ketika teman sebaya kamu curhat, kamu cukup diam saja dan menjadi pendengar yang baik. Tanggapi dengan senyum, dengan menyuruhnya agar terus, terus, dan terus bercerita apa saja yang ada di dalam pikirannya tanpa beban. Itu saja sudah merupakan konseling. Jadi konseling tidak harus memberi arahan atau saran. Membuat klienmu lega dan puas setelah menyampaikan semua masalahanya, itu sudah merupakan konseling," papar Mio.
Setelah materi selesai, anak-anak diajak untuk praktik sosiodrama. Masing-masing dibagi menjadi sepasang-sepasang. Satu orang berperan menjadi klien yang bermasalah dan ingin curhat. Sedangkan pasangannya berperan sebagai konselor sebaya. Anak-anak mendapatkan pengalaman yang mendalam dengan praktik seperti itu. Karena ada beberapa pemeran klien yang memiliki masalah yang memang sebenarnya dia miliki di dunia nyata, bukan sekadar kepura-puraan untuk praktik sosiodrama.
Menjelang zuhur, acara selesai dan anak-anak bersiap salat zuhur lalu siap-siap pulang. Guru pendamping lain, Supriyanto, menyampaikan terimakasih kepada BPKB Girisubo yang telah memfasilitasi kegiatan outbond ini, selain juga salah satu PKB, Sabrur Rohim, SAg, MSI, juga berkenan hadir dalam kegiatan ini. "Semoga anak-anak bisa menangkap pesan dan kesan yang baik dalam kegiatan outbond ini, dan bisa membentuk karakter dan skill mereka. Kami berharap, semoga kegiatan ini bisa terus dilaksanakan secara rutin untuk pengurus-pengurus PIK-R di masa mendatang," ujar pria yang akrab dipanggil Pak Anto ini.(*) [Sabrur, Girisubo]
0 Comments