Dari
pagi kesibukan mulai tampak, baik di Balai Desa Kemadang maupun di padukuhan
sampel, guna mempersapkan segala sesuatunya agar kegiatan nantinya dapat
berjalan lancar sesuai harapan. Padukuhan sampel yang ditunjuk adalah Padukuhan
Pucung, Padukuhan Sumuran, dan Padukuhan Rejosari. Ketiga pedukuhan tersebut
siap menampilkan potensi yang dimiliki guna mendukung mendapatkan hasil yang
terbaik untuk Desa Kemadang.
Banyak
komponen terlibat dalam prosesi penyambutan tim penilai dari DI Yogyakarta.
Prosesi diawali dengan tampilnya marching band dari SMK I Tanjungsari yang
tampil sangat memikat, dilanjutkan peresmian mobil milik karang taruna Desa
Kemadang, dan diakhiri dengan pengalungan bunga oleh tokoh berbagai agama yaitu
Islam, Katholik, dan Hindu.
Camat
Tanjungsari, Rakhmadian AP MSi, yang berperan menjadi komentator saat itu
menyampaikan bahwa di Desa Kemadang kerukunan umat sudah tercipta, saling
menghormati untuk mendukung majunya pembangunan di Desa Kemadang.
Bertempat
di balai desa Kemadang, tepat jam 09.00 acara pun dimulai dengan menyanyikan
lagu Indonesia Raya, yang dinyanyikan secara khidmat oleh segenap peserta, dan
dilanjutkan penampilan dari koor PKK desa Kemadang. Pada acara pembukaan koor
PKK Desa Kemadang menyanyikan lagu Mars PKK dan Hymne Yogyakarta
yang merupakan karangan dari warga Kecamatan Tanjungsari, yang disambut tepuk
tangan yang meriah dari segenap peserta.
Mewakili
Bupati Gunungkidul, Sudodo MM, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum
Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul, didaulat untuk menyampaikan ucapan
selamat datang. Banyak hal disampaikan beliau, salah satunya mengharapkan agar
pembangunan pedesaan mengarah ke perbaikan infrastruktur dan membangun
meningkatkan sumber daya manusia.
Sambutan
ketua Tim Penilai disampaikan oleh Dewo Wisnubroto Imam Santoso, SH, Kepala
Bagian Biro Hukum Propinsi Daerah Istimewa Yogykarta. Beberapa poin penting
disampaiakan beliau, antara lain:
1. Mengapresiasi
lagu Hymne Yogyakarta yang dinyanyikan koor PKK Desa Kemadang, dan akan
mengupayakan agar resmi diakui menjadi Hymne Yogyakarta.
2. Pada evaluasi
perkembangan desa atau lomba desa, tertib administrasi menjadi indikator paling
utama, perlu mendapatkan perhatian yang lebih.
3. Melalui lomba
desa, diharapkan hal ini merupakan sarana motivasi dan pembinaan kepada wilayah
pedesaan agar terwujud desa yang maju dalam pembangunan.
4. Karena Desa
Kemadang merupakan daerah wisata, maka pembinaan mental dan spiritual agar
dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.
Mengakhiri
sambutannya ketua tim penilai berpesan kepada segenap tim agar melakukan tugas
secara professional dan mengutamakan obyektivitas, yang disambut dengan tepuk
tangan dari segenap peserta.
Tiba
acara penilaian administrasi. Desa Kemadang beserta semua komponennya telah
mempersiapkan administrasi untuk dilihat oleh segenap tim. Terlihat segenap tim
berdialog dengan lembaga yang ada di Desa Kemadang, untuk mengetahui sejauh
mana administrasi kegiatan telah dilaksanakan, tak terkecuali administrasi KB
dan Kampung KB. Satu pesan yang cukup membanggakan, tim mengacungkan jempol
pada kegiatan Kampung KB yang ada di Padukuhan Kayubimo Desa Kemadang, hal mana
sudah berjalan baik harap ditingkatkan.
Padukuhan
Pucung merupakan dusun pertama yang dikunjungi. Di Padukuhan Pucung tepatnya di
Sanggar Garuluku Tim Penilai disambut dengan lagu Selamat Datang di
Sanggar Garuluku yang dinyanyikan oleh kader Bina Keluarga Remaja (BKR)
Garuluku. Beberapa kegiatan ditampilkan di Sanggar Garuluku antara lain:
simulasi Bina Keluarga Remaja (BKR), simulasi PIK-R, dan juga simulasi Forum
Anak Desa Kemadang (Forandaka). Tidak ketinggalan Garuluku Musik ikut tampil
memeriahkan suasana. Beberapa lagu dilantunkan dengan sangat indah, suasana
membuat lebih hidup.
Setelah
puas melihat kegiatan yang ditampilkan di Sanggar Garuluku, Tim melanjutkan ke
padukuhan Sumuran yang merupakan sampel yang kedua. Kegiatan yang ditampilkan
di Padukuhan Sumuran antara lain, senam lansia, simulasi penangan kebakaran,
peresmian web padukuhan, dan tanaman hidroponik. Tidak ketinggalan para
kasepuhan juga tampil dengan karawitan, macapat, dan prosesi kenduri. Walaupun
waktu sudah mulai sore, tepat jam 15.00 Tim harus melanjutkan perjalanan ke
padukuhan sampel ketiga.
Di
Padukuhan Rejosari yang merupakan padukuhan sampel ketiga, Tim Penilai disuguhi
penampilan simulasi tsunami, simulasi yang melibatkan sekitar 300 orang membuat
terpukau segenap tim penilai. Selain simulasi tsunami, di padukuhan Rejosari
juga ditampilkan kelompok karawitan, kelompok gejog lesung. Tidak ketinggalan
Pokdarwis Pantai Baron yang menjadi juara I tingkat Propinsi D I Yogyakarta
menampilkan produk-produk unggulan baik kerajinan kerang, olahan makanan, termasuk
budidaya lobster dan pembuatan garam.
Pukul
17.30 Tim Penilai selesai mengadakan penilaian, tiba acara penutupan yang diawali
pesan dan kesan dari Tim Penilai. Poin-poin yang disampikan antara lain:
1. Peran serta
masyarakat luar biasa.
2. Administrasi
kegiatan telah dilaksanakan denga sangat baik.
3. Semua aspek
kegiatan baik dari KB, kesehatan, peternakan, Pokdarwis, budaya dan lain lain
telah berjalan dengan sangat baik.
4. Yang sudah baik
mohon dipertehankan bahkan dapat ditingkatkan.
Mengakhiri
pesan kesannya Tim Penilai menyampaikan pertanyaan, “Apakah Desa Kemadang siap
mewakili DIY maju lomba desa tingkat Nasional?”, dijawab dengan penuh semangat
oleh segenap peserta, “Siaaap,” yang lalu disambut tepuk tangan yang meriah. Rakhmadian
AP MSi Camat Tanjungsari, disela sambutan pelepasan juga menyampaian, bahwa, “Kami
Desa Kemadang siap mewakili DIY maju Lomba Desa tingkat Nasional.” Selamat Desa
Kemadang, semoga hasil terbaik segera didapatkan.(*) [yuli, tanjungsari]
0 Comments