Selasa (18/7) digelar acara Radalgram
Kecamatan Karangmojo, bertempat di Pendapa Kecamatan Karangmojo. Hadir dalam
acara ini seluruh Kasi Pelayanan Desa dan TP PKK Desa dan Kecamatan.
Acara diawali dengan laporan Koordinator
PKB tentang penyelenggaraan kegiatan ini, yang notabene didanai oleh DAK non
fisik atau BOKB (biaya operasional KB).
Acara kedua adalah sambutan
pengarahan Camat, Drs Wastana. Camat menyatakan, bahwa seyogianya kader dan
perangkat selalu dukung program KKBPK. “Hilangkan pedoman banyak anak banyak
rezeki. Boleh punya anak banyak, tetapi berkualitas. Artinya orangtua harus
sembada, bisa mencukupi secara materi. Kebutuhan religius dan pikologis, atau kasih
sayang juga harus ada perhatian. Keluarga adalah sekolah pertama bagi
anak-anak. Yang terjadi sekarang sangat
kompleks. Banyak anak malah banyak masalah, karena kebutuhan sekarang amat
banyak. Kader dan perangkat harus peka untuk mengampanyekan hal ini,” ujar
Camat.
Selanjutnya, Camat juga
menyampaikan bahwa dalam rangka lomba pengagungan, administrasi KB akan ikut dalam
indikator penilaian seperti biasanya. “Lomba Mars KB, Mars PKK, dan Gunungkidul
Handayani juga dinilai tersendiri. Maka mohon para kader menyiapkan,” pungkas
Drs Wastana.
Koordinator PKB Dinarsih kemudian
menyampaikan evaluasi program KKBPK. Diungkapkan bahwa sampai semester 1 baru 17% pencapaian peserta KB. “Oleh karena itu, mari tingkatkan capaian
melalui momen-momen yang ada. Mari galakkan kegiatan penyuluhan. Kami insya
Allah bertekad dampingi di setiap kegiatan,” ujar Dinarsih.
Pemateri berikutnya adalah Rini Widi
Astuti, ST, dari UPT Puskesmas Karangmojo, yang menyampaikan topik IMS dan ISR. Materinya memuat secara
lengkap, dari pengertian, penularan, penyebab, akibat, sampai cara
penanggulangannya. Disampaikan oleh Rini, ada 9 jenis IMS, yakni sifilis, gonrhoe, herpes, ulkul
molle, limfogranuloma, candiasis vagina, condyloma acuminate, kutu kemaluan,
dan HIV/AIDS.
Dalam sesi tanya jawab, Kasi Pelayanan
Ngawis, Sumanto, memohon kiranya penyuluhan IMS dan ISR bisa dilaksanakan di tingkat
desa. Pihak Puskesmas menyanggupinya.
Sementara itu, kader Desa Jatiayu, Rahmawati, menanyakan perihal wanita
suka ganti pasangan yang hamil 2 kali, tetapi tidak mau dinikahkan, bagaimana
cara tangani masalah ini? Camat menjawab
bahwa seyogianya ia selalu dibimbing dan diarahkan oleh tokoh agama biar sadar.
Kasi Pelayanan Desa Ngipak, Fathuddin,
menanyakan bagaimana bila perempuan tanpa suami minta menjadi peserta KB. PKB
Dinarsih menjawab tegas, bahwa yang bisa menjadi peserta KB adalah PUS.(*)
*Dinarsih (kontributor Karangmojo)
1 Comments
Tingkatkan komitmen Penyuluh KKBPK dengan kader KB Desa, dukung keberhasilan Program KKBPK di Kab gunungkidul
ReplyDelete